Menemukanmu

-Putri
masih ingat betul sapaan angin tadi malam. dinginnya menyelinap diantara obrolan kita saat itu. kupikir aku hanya sekadar bercanda atau mungkin iseng: tak kan kubiarkan malam ini sia-sia pergi tanpa meninggalkan bekas antara aku dan kamu.
namaku Putri. aku sekarang sedang memfokuskan diriku untuk mendalami makna dari sebuah kata: belajar. pada kenyataannya hidupku tidak sepenuhnya seperti namaku. banyak orang bilang aku cantik, pintar, multitalenta, pandai bergaul, dan mudah sekali mendapatkan sesuatu dari setiap apa yang kuinginkan. tapi tenang saja, aku tak akan membiarkan hati ini meloncat begitu jauh nan tinggi. karena setiap apa yang kuimpikan dan kulakukan bukanlah apa-apa jika itu bukanlah karenaMu.
sudah bertahun-tahun aku membiarkan diriku beradaptasi di tempat ini. memaknai arti belajar dengan segala pemikiran yang ada. bergaul dengan ragam cara sosialisasi. aku pernah memalukan diriku sendiri, oh lebih tepatnya ‘sering’. sana sini aku bertanya. mencari sebuah jawaban. mencari dimana orang-orang yang memiliki pemikiran yang sama.
entahlah. kadang banyak hal yang membuatku angkuh-mengangguk setuju bahwa aku adalah namaku. bagaimana pun juga ini sudah kelewatan. dan pada malam itulah-saat kita, bersama-sama membiarkan dinginnya angin malam menyelinap, aku yakin bahwa itu kamu.
iya, kamu dan kamu kamu lainnya. kupikir akulah orang terakhir di dunia ini dengan pemikiran yang katanya: terlalu jauh kamu mengada. dan sekarang aku menemukanmu. ah kamu tahu betapa bahagianya aku? aku yakin kamu tak mampu melihatnya. kamu harus tahu. aku pandai sekali ‘sembunyi’. bersembunyi dan menyembunyikan. kamu, sikapmu, dan segala perkataanmu, membuat malam itu tak lagi bernafaskan angin dingin.
beberapa menit kita lalui bersama dan aku baru benar-benar mengenalmu. mungkin setelah ini aku tak dapat menikmati sensasi aroma kopi bersamamu. atau berbicara dengan lelucon-lelucon plesetanmu-yang tak pernah lelah membuatku tertawa. kamu akan pergi. bukankah begitu?
Jatinangor, 1 September 2014
05.31 (UT+7)