Suka Duka Etnobiologi
halo semua,
kali ini saya akan membagi cerita seputar pengalaman saya sebagai pegiat etnobiologi. sudah pernah mendengar tentang etnobiologi?
Etnobiologi dapat diartikan sebagai evaluasi ilmiah tentang pengetahuan penduduk pribumi mengenai dunia biologi. Biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Semua aktivitas etnobiologi sangat bergantung dengan pengetahuan masyarakat lokal. adapun metode yang pokok dilakukan adalah wawancara. sehingga tidak heran jika banyak orang akan nyeletuk berbicara seperti ini,”hanya dengan wawancara, kamu bisa jadikan itu sebuah penelitian? hanya dengan wawancara kamu bisa lulus S1?enak ya…”
Jujur saja, dulu saya juga berpikir begitu. Selain mudah, waktu yang terpakai pun sangat efisien. tapi ternyata, yang saya bayangkan tidak 100% benar. banyak sekali suka duka yang cukup unik dan mengesankan di dunia etnobiologi ini, dan saya boleh bilang bahwa saya ketagihan!
Lokasi/Adat. pengetahuan yang masih kental dan terjaga oleh penduduk pribumi, tentunya berada di suatu daerah yang masih jauh dari modernisasi. lokasi yang jauh dari kota, sungkan dengan orang asing, dan yang paling penting adaptasi diri kita dengan lokasi tersebut. misalkan air keruh, kamar mandi terbuka, jalan bebatuan, tidak ada sinyal, makan harus berburu, pakaian keseharian, keikutsertaan ritual, dan hal-hal yang mungkin tidak biasa ditemukan di daerah tempat tinggal kita.
Bahasa. Indonesia dengan 17.508 pulau, memiliki lebih dari 700 bahasa, dan dengan logat yang tiap bahasanya pun berbeda-beda. bayangkan saja jika kita diposisikan di sebuah lokasi penelitian dengan bahasa yang benar-benar pedalaman. pastikan kita punya guide terpercaya. meskipun begitu, adanya guide sangat memungkinkan ‘mengganggu’ saat wawancara dengan responden maupun informan. adanya sifat mengganggu tersebut dapat mempengaruhi data hasil wawancara. jadi, pastikan untuk briefing guide terlebih dahulu agar guide berlaku selayaknya guide.
Wawancara. perlu diketahui bahwa wancara dengan penduduk lokal sangatlah tidak mudah. apalagi berlama-lama wawancara demi menggali informasi yang lebih dalam. memosisikam diri sebagai orang yang asik diajak mengobrol adalah hal yang sangat penting. faktanya, banyak orang yang tidak senang diwawancara. ada juga yang ngacangin, atau kalau pewawancara adalah perempuan dan yang diwawancarai adalah bapak-bapak: maka persiapkanlah mental kita. kenapa? tahan dengan candaan dan sabar dengan godaan/jailan yang mungkin sedikit ‘menggelikan’. belum lagi jika responden adalah perokok. bayangkan jika setiap hari kita wawancara lebih dengan 10 rensponden. itu berarti kita setiap harinya menghisap lebih dari 10 rokok dengan berbagai merek. kenyang bukan? bagaimana jika responden justru asik dengan rokoknya. apa perlu kita merokok juga? jawab saja sendiri. yang pasti semuanya pernah saya alami.
bagi responden yang terbuka dengan orang asing, maka bersyukurlah. selain informasi yang didapat menjadi lebih mudah, sudah pasti makanan kita dapatkan disana. belum lagi jika diakhir, ada secercah doa yang dipanjatkan untuk kita. malaikat pas lewat dan wussshhhh~biasanya doa orang sesepuh itu maqbul ^^
diakhir pamit dengan responden, jangan lupa selipkan kalimat,”terimakasih banyak pak, saya doakan bapak/ibu sehat. doa untuk saya juga ya pak/bu.” dan tunggu saja, beragam balasan doa akan dikirim untuk kita.
Evaluasi. sebagai seorang ilmuwan, evaluasi diperlukan sebagai bentuk kroscek dari hasil wawancara dengan studi yang ada di lapangan. dan caranya pun bermacam-macam. misal bagi yang studi tentang tumbuhan atau hewan di hutan, maka pergilah kita jelajahi hutan. ataupun studi tentang ikan di laut, maka pergilah kita memancing ke laut. nikmatilah tiap penjelajahan anda!
Laporan. kalau biasanya anak sains bikin pembahasan dari hasil pengamatan atau itung2an, kalau etnobiologi ga cuman pengamatan tapi juga bikin narasi. Iya, nulis panjang lebar dan berparagraf-paragraf: menulis dengan sangat detail. Lihat saja, kebanyakan dari orang-orang etnobiologi adalah orang yang suka bercerita.
Maka etnobiologi bukan hanya tentang wawancara. It’s about social and science. sosial iya, ilmiah iya. leha-leha ngobrol dengan masyarakat iya, itung-itungan pakai rumus juga iya. dan saya suka! ini menarik dan juga menantang. menambah relasi, menjalin silaturahim, dan menabung doa-doa.
Salam dari Mahasiswa pegiat etnobiologi 🙂
Doakan lancar ya…..
Balikpapan, 1 April 2016
21.51 WITA
0 Komentar
Mochamad Irfan
Cerita yg informatif. Thanks. Ada foto saat wawancara?
azifah an'amillah
Pak irfan ya? mau dikirimkan fotonta lagi? Hehe