-
Berperan Menjadi Seorang Anak
Orangtua itu luar biasa. Susah payah dari mengandung berbulan-bulan. Malam gabisa tidur, makan mual, mau ngapa-ngapain eungap, mau makan harus pilih-pilih yang sehat, mau aktivitas kadang juga enggan karna serba ga nyaman, belum lagi ada aja ragam retorika yang ngebuat perasaan jadi lebih sensitif dan emosional. Pun setelah bayi kita lahir ke kedunia. Punya impian ingin memiliki anak yang cerdas, mahir piano, cepat membaca, atletis, atau bahkan penghafal quran. Siapa yang tidak mau anaknya menjadi penghafal quran, bukan hanya kemuliaan bagi anak itu sendiri, bahkan akan memberikan kemuliaan bagi kedua orangtuanya dan surga bagi ibunya. Bagaimana jika kita mencoba mendalami peran dan memposisikan diri sebagai seorang anak? Yang kita tau…
-
Curhat(an) Feminisme
“entahlah. sejenak aku berpikir tentang kegaguan lidahku dalam mengucapkan kata feminisme.” kamu tahu kenapa? “bagaimanapun juga, aku kurang setuju atau lebih tepatnya tidak setuju.” kamu tahu kenapa? “Feminisme adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria (sumber:wikipedia).” kamu tahu kenapa? “terserah orang mau bilang: jangan membanding-bandingkan gender, atau apapun yang ingin kamu katakan. tetap saja lidah ini gagu untuk mengatakan semuanya tentang feminisme.” kamu tahu kenapa? “aku memang kuat. kamu sering sekali menyebutku begitu. aku memang pemberani. aku terdidik untuk mandiri. tapi bukan berarti aku adalah kaum feminisme. jangan pernah sekali-kali kamu menyebutku begitu.” kamu tahu kenapa? “kamu memang benar. tanpa bantuan laki-laki pun, aku…