-
( ´ ▽ ` )ノ (red: Assalaamu’alaikum Beijing)
baru beberapa menit yang lalu, selesai sudah film ini ditonton. awalnya memang tidak ada rencana, tapi ya pada akhirnya skenarionya mampu membuatku menangis. apalagi baca novelnya, bisa-bisa berhari-hari kepikiran melulu. Jadi begini. Pertama, A-shi-ma itu ternyata bisa ya dijadiin sebagai kisah penguat. sejarah menjadi begitu romantis setelah diimajinasikan melebihi porsi. Ashima dimiripkan namanya menjadi Asma. hehe kalau saya boleh berandai-andai, ada tidak ya yang menyerupai Azifah? terus dimiripkan dengan kisah sejarah bergenre romantic. duhduh…. Kedua, banyak sekali bahasanya yang tidak terduga. seperti pada saat kata-kata “dia akan setangguh cinta ayah dan ibunya”. tuh bener kan! kemarin sempet ngotot-ngototan sama adek kalau orang sastra itu kece. jarang memang yang mengakuinya. kebanyakan…