Sebagai Pegawai, Menerima Dibawah Nominal Hak Upah, Apakah itu Baik-Baik Saja?
Tanpa disadari, kejadian seperti ini sangat sering terjadi. Banyak keluarga yang masih merasa tabu terkait hal ini. Kalau upah nya besar takut dibilang sombong, kalau upahnya kecil khawatir dikira kerjanya ga bener 😅
Aku sebagai istri, mungkin ga seharusnya juga ikut campur pekerjaan suami. Dan memang demi kedamaian rumah tangga, lebih baik perihal pekerjaan disimpan rapat oleh suami. Tapi kalau angka pemasukan rumah tangga, itu adalah tanggung jawab bersama sehingga harus dibahas secara terbuka antara suami dan istri. Ga munafik dan bukannya ga bersyukur, keuangan adalah 5 hal terpenting dalam rumah tangga.
Beberapa kawan bercerita, para pekerja yang lemburnya tidak diupah, atau slip gaji tidak diberikan sehingga tidak ada transparansi maupun kejelasan tentang berapa upah wajib dan kategori tunjangan yang didapat, pada akhirnya tidak nyaman berada di zona “kezholiman” Dan memilih untuk keluar dari pekerjaan tersebut. Kalau untuk pegawai muda alias belum berkeluarga sih rasanya itu pilihan tepat. Masih banyak tempat diluar sana yang menanti generasi muda berdedikasi tinggi😄 nah gimana ceritanya kalau yangengalami hal tersebut adalah pegawai yang sudah berkeluarga dan harus menafkahi istri dan anak-anaknya?
Ada beberapa opini dari ku yang harus dipertimbangkan:
- Seberapa siapkah kamu memutuskan untuk pindah lapangan kerja. Bisa jadi lapangan kerja yang baru lebih baik atau bahkan tidak lebih baik.
- Seberapa bertahankah kamu di lingkungan kerja yang ternyata pemimpinnya tidak memberikan gak upah yang sesuai dengan kerja kamu, jabatan atau gelar kamu, dst
- Seberapa besar dukungan istri terhadap pilihan yang kamu ambil dari kedua itu
Jika pada akhirnya menerima, maka jadi ladang amal. Anggap saja kamu sedang dizolimi dan jadikan itu sebagai alat untuk mendoakan kesholehan anak-anakmu, kesehatan, keharmonisan keluarga.. Dan ini butuh kelapangan hati dan kesabaran seluas samudera.
Kalau kamu tidak menerima, kamu berarti pintar dan hebat karna kamu akhirnya jujur sama perasaan kamu. Siapkan dengan matang perbekalan di masa transisi mulus untuk mendapatkan lapangan kerja baru, atau mungkin mendirikan wirausaha mandiri.
Jangan lupa minta petunjuk dan doa sama Allah.
Ga Terima, bukan berarti kufur nikmat atau tidak mensyukuri yang Allah kasih, lagipula kamu tau kapabilitas dan kompetensi dirimu seberapa besar nominalnya. Artinya kamu pandai mengenal diri, kamu memahami sebuah hak.
Menerima bukan berarti kamu orang besar karena sudah ikhlas dan mensyukuri nikmat, itu betul tapi jangan bangga. Artinya namun juga sedang dibodohi oleh pemimpinmu. Pilihannya, kamu memang mengetahui kalau sedang tidak mendapatkan hak yang sesuai kemudian doakan agar diganti dengan rezeki yang lebih baik.