Bosscha jilid 1 #2
23 Desember 2012
Jam 3 pagi. Setelah online dg Alloh, aku dan Tiffany memberanikan diri keluar rumah. Kita bener2 penasaran, gimana ya suasana Bosscha kalau gelap? Eh pas kita keluar, beneran deh.. Terlihat mistis sih, dan WOW gelapnya tuh super!
Kita tetap berjalan menyusuri Bosscha, tak ada manusia kecuali kita berdua. Bintang pun hanya rasi orion yang ikut menemani kita. Mencoba foto2 namun haslnya nihil. Karena benar2 ak ada cahaya!
Akhirnya kita kembali ke rumah dan berencana sehabis shubuh untuk melanjutkan keliling Bosscha.
Ayo! Saatnya sesi foto-foto..
Puas foto2 di halaman depan dan belakang Bosscha, kita kembali ke rumah. Sambil menunggu..
Menunggu apa? menunggu ke teropong bintang!
Hari Minggu pagi yang cerah, Aku Tiffany Bu Irfan dan teman2 kecil di rumah, berangkat menuju bukit Pangjebolan. Disanalah tempat para astronom untuk rukyatul hilal. Pemandangan yang indah. Kota Bandung terlihat dari puncak bukit. Tangkuban Perahu pun terlihat jelas.
Setelah itu, kita turun menuju Sesko AU. Melewati rumah hijau. Rumah itu dulunya, tempat tinggal Pak Irfan dan keluarga. Banyak cerita2 yang WOW di rumah itu.
Menuju Sesko AU, kita harus melawati pasar Lembang. Yah, modelnya mirip banget kayak pasar UNPAD. Tapi, keramainnya belum bisa mengalahkan PAUN.
Selesai berbelanja dan kembali ke rumah, aku pun tertidur.
Pukul 12.15 WIB. ini saat yang ditunggu tunggu..
yeeeeee, kita ke observatorium….!
Pak Irfan menjadwalkan siang ini karena sore harinya kita harus kembali ke Jatinangor.
Ok, Let’s go!
Beberapa ruangan yang kita kunjungi:
1. Tata Usaha
2. Perpustakaan Astronomi
bahasanya dominan inggris dan belanda.
3. Ruang Kerja Dosen + Tempat penyimpanan kunci
Kata Pak Irfan, mata di lukisan pak Bosscha suka bergerak. hihihi.. 🙂
4. Observatorium Bosscha
Teleskop Zeiss
Nggerek kubah
Bersama Pak Irfan, amaamahu (Zeiss)
Lantai bisa bergerak keatas dan kebawah, kubah bisa diputar membuka dan menutup. Dikendalikan dari bawah.
Cara menggerakan teleskop Zeiss, dengan mengarahkan ke timur-barat atau utara-selatan.
beratnya Subhanalloh!
5. Sebuah ruangan di dalam Observatorium Bosscha
Tempat penyimpanan “plate” hasil jepretan sebelum adanya kamera cerdas
6. Ruang GOTO
di ruangan ini, atap sangat mepet dengan teleskop GOTO. Sehingga, sangat hati-hati ketika akan menutup atap.
7. Ruang Surya
di rungan ini, teleskop digunakan untuk melihat matahari. Cara penggunaannya tidak dengan berinteraksi langsung. Namun, sinar matahari masuk dan dipantulkan dengan cermin, shingga kita bisa melihat matahari dengan media kertas. Ada juga yang menggunakan tiga buah teleskop yang dijadikan satu. 3 in 1. Media untuk melihatnya, menggunakan kamera atau komputer.
8. Ruang Seminar
Saatnya melihat Pak Bossha 🙂
Siang yang menyenangkan. Setelah mengembalikan kunci, hujan pun datang. Kembali lagi.
Karena situasi tidak memungkinkan kita untuk pulang, akhirnya Pak Irfan menganjurkan untuk menginap. Hujan yang awet membuat kita memutuskan untuk pulang besok pagi. Wah makasih ya pak, udah mau direpotin^^
kata beliau,” Yah, kalian pengunjung terlama yang menginap,”
“Dapet rekor dong pak ^^”…