Cerita Sejarah,  Cerita Sekolah

Seandainya

Rutinitas pagi ini, aku pergi ke kampus. Aku masuk ke dalam angkot menuju gedung D2-Biologi. Angkot penuh sesak. Kamu, dia, dan aku saling berhadapan. Kita berdesak-desakkan. Tiba-tiba terbesit dipikiranku..
“Bagaimana seandainya jika dalam situasi seperti ini, kita saling memberikan salam?”
“Bagaimana seandainya jika dalam situasi seperti ini, kita saling berjabat tangan?”
“Bukankah dalam islam itu adalah sesuatu yang amat baik?”
“Bahkan Rasulullah mengajari kita untuk saling memberi salam.”
“Rasul juga mengajarkan kita untuk berjabat tangan?”
“Seandainya hal kecil seperti ini sudah menjadi kebiasaan..,,”
“Pasti kita tidak memilih milih orang untuk kita sapa.”
“Tidak memilih milih orang untuk kita jabati tangannya.”
“Why not?”
“It’s not difficult!”
“Seandainya semua orang sadar…”
“Seandainya semua orang membiasakannyaa…”
“Walaupun tidak kenal..”
“Aku yakin, kita akan hidup harmonis.”
“Dari hal yang amat sepele, membuat islam bersatu.”
“Kita saudara kaaaannnnnnnnn! 🙂 ”
“Ayo dongggg kita saling menyapa dan saling berjabat..”

Seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW:”Ya Rasulullah, jika seseorang dari kami bertemu dengan saudaranya atau temannya apakah harus menunduk-nunduk?” Jawab Rasulullah SAW:”Tidak!” Tanyanya:”Apakah harus merangkul kemudian menciumnya?” Jawab Rasulullah SAW:”Tidak!” Tanyanya sekali lagi:”Apakah meraih tangannya kemudian menjabatnya?” Jawab Rasulullah SAW:”Ya!” (HR. Muslim).

Selain memiliki nilai kehangatan dan persahabatan (ukhuwwah), jabatan tangan juga akan menghapus dosa di antara kedua Muslim yang melakukannya. Rasulullah SAW bersabda:”Tidaklah dua orang Muslim yang bertemu kemudian berjabat tangan kecuali Allah akan mengampuni dosa keduanya sampai mereka melepaskan jabatan tangannya” (HR. Abu Daud).

Sabdanya:”Seutama-utama manusia bagi Allah adalah yang mendahului salam (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah SAW:”Ya Rasulullah, jika dua orang bertemu muka, manakah di antara keduanya yang harus terlebih dahulu memberi salam?” Rasulullah SAW menjawab:”Yang lebih dekat kepada Allah (yang berhak terlebih dahulu memberi salam)” (HR. tirmidzi).

”Jika seseorang di antara kalian berjumpa dengan saudaranya, maka hendaklah memberi salam kepadanya. Jika antara dia dan saudaranya terhalang pepohonan, dinding atau bebatuan; kemudian mereka berjumpa kembali, maka ucapkan salam kepadanya” (HR. Abu Daud).

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Kamu tidak dapat memasuki Surga kecuali bila kamu beriman. Imanmu belumlah lengkap sehingga kamu berkasih-sayang satu sama lain. Maukah kuberitahukan kepadamu sesuatu yang jika kamu kerjakan, kamu akan menanamkan dan memperkuat kasih-sayang diantara kamu sekalian? Tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kepada yang kamu kenal maupun yang belum kamu kenal.” (Muslim)

“Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman. Kalian tidak beriman secara sempurna sehingga kalian saling mencinta. Maukah kalian aku tunjukkan suatu perkara bila kalian lakukan akan saling mencinta? Biasakanlah mengucapkan salam di antara kalian (apabila berjumpa).” (HR Muslim)

28 Mei 2013
16.20 UT+7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!