Cerita Sekolah

remember that day

Allohu akbar.. Allohu akbar..
Laailaaha illallohu allohu akbar..
allohu akbar walillaahilhamdu..
hari ini tepat hari raya idhul adha 1434 H
tiba-tiba teringat kejadian dua tahun yang lalu..
1432 H
aku duduk di kelas 3 SMA
tentu saja aku masih berada di sekolahku yang luar biasa, ASSALAAM
usai sholat shubuh berjama’ah, kami bergegas menuju kamar masing-masing untuk mempersiapkan diri, sholat id. waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB. para santri segera menuju lapangan depan assalaam center (AC). aku ingat betul. ketika itu aku, pipit, dan husna terkejut karena lapangan sudah ramai. “Wah kalau kayak gini, masak mau sholat di belakang?” batinku.
karena kami tak mau di belakang, akhirnya kami menerobos ke barisan paling depan. ternyata betul. dua barisan depan, masih kosong. ohh aku tahu, yah inilah enaknya jadi senior paling tua!
kami mengambil shaft di barisan kedua. kami pikir kalau paling depan rasanya sangat dekat dengan imam. sedangkan kami saja sudah berada di paling pinggir batas hijab. sudah tentu rasa takut kalau ada santriwan. mendengar suaranya saja sudah menakutkan.
takbir masih berkumandang, menunggu jamaah lainnya. hari itu Syekh Mahrus menjadi imam sholat Id. sang imam pun berdiri, menandakan bahwa sholat akan dimulai.
semua jamaah pun berdiri. aku tepat di pinggir hijab. ternyata shaft paling depan ada satu yang kosong. akhirnya ibu di depanku menyuruhku untuk maju. wow! this is first time whom I didn’t do like this before. oke lah, dengan tenang aku maju kedepan. shaft paling depan, barisan paling pigir, samping hijab, dan berada tepat dibelakang syekh. entahlah rasanya gelap. aku tak berani melihat kananku. karena kau tahu betul. jutaan santriwan akan terlihat jelas. wajar saja, hijabnya saja hanya setinggi bahuku.
ketika syekh bersiap untuk memulai takbir, ada seorang lelaki yang berlarian di depan gerbang. terlihat lelaki tersebut mencari jamaah sholat id yang belum memulai sholatnya. lelaki itu panik dan berlarian kesana kemari. lalu syekh menyuruh santriwan dibelakangnya untuk membuka gerbang agar lelaki tersebut bisa ikut sholat berjamaan dengan kami.
“iftah ya akhi” pinta syekh.
santriwan itu langsung bergegas bahkan ia lari untuk membuka gerbang. kau tahu siapa? yang jelas seorang pemuda! ah sudahlah tak penting.
berbeda dengan hari ini.
1434 H
walau aku sholat id tidak bersama keluarga, yah mungkin ini sebuah liku-liku yang harus aku hadapi. bersama teman-temanku.
sholat id tadi, aku ditemani oleh dua anak kecil yang lucu. mereka sholat disampingku. aku mengobrol dengan ibunya. begitu manisnya mereka. apakah dulu aku juga seperti itu?
ingin sekali kuputar waktu..
dimana aku merasakan betapa bebas aku melakukan segalanya.
menjadi anak kecil seakan tak ada beban yang akan kutanggung
bebas lepas..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!