• Cerita Ibu Anak

    Nduk,

    Nduk, adanya kamu di dunia ini, memberitahukan bukne-mu sesuatu. Bahwa banyak hal yang mengubah seisi rumah ini, terutama tentang pakne-mu. Nduk, kamu sekarang sudah menjadi tempat pelarian pakne dan buknemu untuk berbagi cerita. Apalagi paknemu. Seandainya kami tau, pakne-mu yang pendiam itu, tetiba ada saja perkataan yang terlontar jika bersama denganmu. Taukah kamu nduk, setiap kali meneropong langit, pakne selalu saja berceloteh,”cincin buknemu itu ada di langit. Tuh tuh liat, cincin buknemu ada di planet Saturnus.” Atau semisal paknemu melihatmu menangis, pasti perkataan ini keluar,”kenapa nduk, mau mimik iya? bukne bukne, aku mau mimik.” Belum lagi kalau nangisnya makin panjang,”haduh nduk jangan suka tiru-tiru buknemu yang suka nangis ya.”  Sedangkan bukne-mu…

  • Cerita Ibu Anak

    Tentang Kesabaran

    “Sabar itu tidak mudah”. Begitu kata orang-orang. Dan aku hanya sekadar meng-iyakan.  Sejak kehidupan baru kumulai, aku perlahan berkenalan dengan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kualami. Contohnya bersabar. Kufikir, sabar hanya sekadar menunggu pengumuman penerimaan mahasiswa baru. Atau ya pahit-pahitnya kurang lebih sekadar menunggu dosen pembimbing skripsi yang bolak-bolak ngasih revisian dan tak lekas meluluskan mahasiswanya. Ternyata hal itu tepat untuk sebuah ungkapan ‘sekadar’.  Tentang kesabaran. Ada seseorang yang membuatku belajar bagaimana cara kerja sabar. Meski, mungkin saat ini aku baru sampai pada tahap selangkah menuju sabar. Darinya, selalu ada sabar didalam cinta. Pada cinta, ada sabar yang menyertai. Saat menanti sebuah kedatangan, menunggu sebuah kepastian, hingga membuktikan sebuah janji-…

error: Content is protected !!