Cerita Ibu Anak

Nduk,

Nduk, adanya kamu di dunia ini, memberitahukan bukne-mu sesuatu. Bahwa banyak hal yang mengubah seisi rumah ini, terutama tentang pakne-mu.

Nduk, kamu sekarang sudah menjadi tempat pelarian pakne dan buknemu untuk berbagi cerita. Apalagi paknemu. Seandainya kami tau, pakne-mu yang pendiam itu, tetiba ada saja perkataan yang terlontar jika bersama denganmu. Taukah kamu nduk, setiap kali meneropong langit, pakne selalu saja berceloteh,”cincin buknemu itu ada di langit. Tuh tuh liat, cincin buknemu ada di planet Saturnus.” Atau semisal paknemu melihatmu menangis, pasti perkataan ini keluar,”kenapa nduk, mau mimik iya? bukne bukne, aku mau mimik.” Belum lagi kalau nangisnya makin panjang,”haduh nduk jangan suka tiru-tiru buknemu yang suka nangis ya.” 

Sedangkan bukne-mu bukanlah ibu yang benar-benar penyabar. Bukne begitu yakin berkata seperti itu setelah melihat Paknemu. Kamu tau, jika bukne terlalu mengantuk di malam hari, pakne selalu ada untukmu. Mendekapmu penuh hangat meski terlihat sekali matanya begitu sayu. 

Nduk, jangan khawatir jika paknemu jarang di rumah karena pekerjaannya yang membuaynya pulang malam. Atau tidak ada weekend karena diluar sana banyak yang membutuhkan paknemu. Jadi nduk, 

Kalau sudah besar nanti, gengam tangan paknemu sebagai genggaman anak yang berbakti. Peluk paknemu sebagai pelukan kasih sayang.  

Lembang, 27 september 2017

12.54 wib

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!