Sastra dan seisinya

Pagi siang dan malam

Pagi hari Aku duduk diam termenung sambil memandangi daun yang terbang bebas semaunya. Aku ingin menjadi daun. Jika daun tak ada, mungkin manusia akan hidup dengan tabung-tabung oksigen seperti yang dimiliki para penyelam. Atau mungkin manusia akan menggunakan masker ato alat bantu lainnya seperti yang sering ditayangkan di televisi layaknya seorang alien dengan kostum seramnya. Ya aku ingin menjadi orang yang bermanfaat.
Siang hari aku berdiri melihat bayangan gelapku. Bayangan yang selalu berubah ukuran dan arah. Ada kalanya berada di sampingku, lalu dibelakangku. Ada kalanya sepanjang ukuran tubuhku, lalu sepanjang tengah ukuran tubuhku. Matahari telah memberikan ku bayangan gelap. Bayangan itu seperti diriku yang masih berubah-ubah. Ya itu dulu. Aku tak mau menjadi insan yang terombang ambik bak samudra yang kadang menjadi kawan kadang juga menjadi lawan. Bukan bayangan gelap yang ingin aku sampaikan. Oh matahari sinarmu sebagai sumber energi terbesar planet biruku. Ya aku ingin menjadi orang yang bermanfaat.
Malam hari aku berbaring di halaman depan rumah sambil menatap langit yang ditaburi bintang dan sebuah bulan sebagai sahabat setia bintang. Cantik sungguh cantik. Seandainya kau tak ada, aku yakin malam begitu mendung dan sepi layaknya rasi orion dan scorpio yang tak pernah bertemu. Saat Orion berada di langit timur maka Scorpio akan berada di langit barat, bgitu seterusnya. Aku ingat para nelayan ketika menggunakan salah satu rasi bintang mu sebagai prnunjuk arah utara. Kau banyak memberikan seyuman kala malam tiba. Ya aku ingin menjadi orang yg bermanfaat.
Kebumen 05.30 (UT+7)
“menebar manfaat” karena itu sebaik-baik manusia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!