• Cerita Sejarah,  Sastra dan seisinya

    Alloh Selalu Baik

    Pernah berpikir tentang hal baik apa saja yang sudah kita alami selama sehari ini? Pernah mengulik lebih dalam bagaimana bisa kita mendapatkan hal-hal baik, sedangkan kita saja belum melakukan hal-hal yang mungkin terbaik untuk orang-orang di sekitar kita? “Ah, aku sudah tidak lagi memikirkan hal-hal sesepele itu.” begitu katamu. Jika kita mau sejenak berdiam diri, merenung, dan sesaat menghentikan aktivitas maka boleh jadi perasaan bersalah kita akan datang bertubi-tubi. “Mengapa ada saja yang mau memberikan ‘segala’ yang baik untukku?” Aku belajar banyak hal dari lingkungan sekitarku. Belajar belum tentu selalu tentang yang baik bukan? belajar bagaimana marah, benci, berkata kasar, dan masih banyak lagi. aku yakin kamu juga tanpa sadar mempelajarinya. Lalu mengapa masih saja ada yang mau berbaik hati kepada kita? Cobalah memberanikan diri untuk bertanya pada dzat yang menciptakanmu. Pernahkah? Iya, tanpa kita sadari sebenarnya semua hal yang telah kita dapatkan itu sudah diatur sama Dia. Dia yang tidak pernah tidur dan masih saja mau mengawasi kita, memperhatikan kita,…

  • Sastra dan seisinya

    untukmu yang membacanya

    aku letakkan buku yang baru saja kubaca. aku kakak kelasnya. yasudah, tak ada yg mempermasalahkannya. toh cinta itu aku yang memilih. tak ada yg salah dengan yang namanya jatuh cinta. aku sering membaca tulisan-tulisan indah dengan rangkaiannya yang begitu cantik. menawan dan rupawan. aku bahkan hampir terlena dengan tulisan-tulisan itu. bahkan akal fikiranku mulai menulis kembali apa yang baru saja kubaca. walau sebenarnya aku tak paham dengan apa yang aku tulis. bagaimana bisa? entahlah. itu yang sering kualami. sial. karena dia aku jadi suka menulis. setiap kata-kata yang ada di otakku, aku tuangkan diatas kertas putih. walau lagi-lagi aku tak yakin apakah kertas itu selalu putih. penuh tanda tanya. ketika…

  • Sastra dan seisinya

    tanyakan arti hidup

    tanyakan arti hidup pada bintang. apakah ia akan memeberitahumu? aku yakin ia pasti mengabaikanmu. ya ia tetap mengedipkan cahayanya. tanyakan arti hidup pada bulan. apakah ia akan memberitahumu? aku yakin ia pasti mengabaikanmu. sama halnya seperti bintang. bulan dan bintang itu tak dapat dipisahkan. jika kau tak melihatnya bersama mungkin karena bulan yang sedang ingin bersembunyi. ia berada di belahan dunia lain. disana. tapi tenang, ia tak akan pernah meninggalkan bintang. apa arti hidup? kau masih saja mencari jawabannya. “wahai langit, mengapa kau tak memberitahuku? bukankah kau lebih besar dibanding bintang dan bulan? aku yakin kau pasti tahu. jangan abaikan aku” sama saja. abaian yang kudapat. kau sering sekali merenunginya.…

  • Sastra dan seisinya

    memang benar

    tak salah lagi memang benar kamu yang ada di otakku memang benar hanya kamu yang aku pikirkan memang benar kamu yang ada di mataku memang benar hanya kamu yang aku lihat memang benar kamu yang ada di telingaku memang benar hanya kamu yang aku dengar memang benar kamu yang ada di benakku memang benar hanya kamu yang aku rindukan semua itu memang benar ada yang lain dia juga memikirkanmu dia juga melihatmu dia juga mendengarmu dia juga merindukanmu semua itu memang benar ya aku cemburu… Jatinangor 22.35 (UT+7)

  • Sastra dan seisinya

    persembunyiannya

    aku bertanya pada angin. simfoni indahnya angin yang tak kutahu secara pasti. wahai angin dimana dirimu? aku mencari cari dibalik daun. tapi tak kutemukan. aku hanya melihat makhluk bergerak dibalik daun. kuyakin itu semua pasti karena pembuluh angkut. seandainya aku jadi mkhluk itu, aku akan selalu berada dibalik daun. aku melanjutkan pencarianku. disudut sana terlihat genangan air. mungkinkah? aku berjalan ke arah genangan itu. mencari angin dan tak kutemukan. lagilagi yang kulihat makhluk lain. makhluk yang sangat kecil. sangat mudah bersembunyi didalam air. makhluk itu bergerak. begitu lambat. itukah yang disebut fitoplankton seperti pada film spongebob? seandainya aku aku aku hidup di air, aku ingin menjadi fitoplanton. tak terlihat. tak…

  • Sastra dan seisinya

    era transformasi

    kaku. aku justru bertanya-tanya sampai kapankah aku berada dalam kekakuan. menutup diri. seakan menutup wajah ini dengan topeng. topeng apa? aku tak tahu. aku bahkan tak memikirkannya. seolah-olah berada dalam kebohongan yang pasti. aku bukanlah aku. itu dulu. saat itu. aku menyelami kehidupan. apalagi di dalam gedung D2. gedung yang sama sekali tak pernah kiimpikan. itu dulu. saat itu. waktu terus berjalan. aku pun melanhkahkan kakiku semakin cepat. era transformasi itu selalu ada. bukan hanya sebuah negara yang boleh melakukannya. bahkan setiap orang pasti akan mengalami era itu. saat kau berubah. jangan berpikir berubah seperti power rangers. tapi inilah kenyataan yang ada. tak hanya tubuhmi yg berubah, tumbuh menjadi lebih…

  • Sastra dan seisinya

    sunyi gelapku

    dalam gelap dan sunyi aku memojokkan diri. kudiam dan termenung. bukan dalam keterpurukan. aku kembali memutar waktu. mengingat sekitar setahun yang lalu ketika aku pertama kali menginjakkan kaki di kota ini. bandung. mimpi banyak bukan dengan harapan kosong tapi harapan yang pasti. aku terjatuh saat aku harus melepaskan salah satu universitas yang dari dulu kuimpikan. dimana ayah benar-benar menginginkan tempat itu sebagai ladang belajar bagi anaknya. kupikir karena krmampuanku yang tak sehebat lainnya. atau mungkin keyakinanku yang tak kokoh memegang impian ini. saat itu aku benar-benar jatuh. bukan jatuh yang tak lagi memiliki harapan. aku ragu. kini aku disini. di sebuah universitas dengan pergaulannya yang sulit kupahami. bahkan ketika aku…

  • Sastra dan seisinya

    surat yang belum tersampaikan

    malam semakin senyap. diam diam dan diam. angin pun berhembus menembus tulang rusukku. bukan dingin yang kurasakan. bukan senyap yang kurasakan. itu hanya perasaan malam saja. sakit yang kurasakan. bahkan hingga celah tersempit pun dilewatinya. membebaskan rembulan. cerita yang selama ini aku tulis bukan tentangku ataupun tentangnya. tokoh-tokoh itu mungkin hanya gertakan hati saja. sedangkan aku pun tak tahu siapa dia. mungkin dia yang sekarang ini sedang berusaha menjadikan dirinya lebih baik dan lebih baik lagi. begitu juga dengan tokoh “aku” yang saat ini sering kusebut. membebaskan rembulan. bukan berharap untuk bisa melepaskannya. bukan berharap untuk bisa menjauhinya. dia yang tidak aku ketahui. membebaskan rembulan. aku ingin menjadi seorang fatimah…

  • Sastra dan seisinya

    membebaskan rembulan

    malam menyapa. rembulan begitu cantik. ia tak seperti hari sebelumnya, sendu. namun ada yang aneh. mengapa aku tak sejalan dengannya? aku ingat betul ketika aku menangis saat itu, rembulan juga menemaniku, sendu. aku berbaring di sebuah alas yang begitu nyaman. mesin di otakku bergerak cepat sangat cepat. aku bersyukur sekrup-sekrup nya tak lepas. aku terus berpikir dan berpikir. tak penting tapi berarti. penuh harap. tak perlu kepastian. apakah harapan itu akan kuraih? apakah aku begitu menginhinkannya? semua sudah terjadi. semua sudah terjadi. ya sudah terjadi. aku termenung. pupil dimataku menatap langit-langit. mesin bergerak semakin cepat. bahkan suaranya terdengar hingga palung hati. aku tercekat. semakin dalam dan semakin dalam. suara itu…

  • Sastra dan seisinya

    Terpaan angin

    Aku diterpa angin. Tidak, angin lah yang menerpaku. Kita saling beradu, aku menyalahkannya dan dia menyalahkanku. Tak Ada ujungnya. Aku tersenyum. Mungkin jika ini tak terjadi aku akan bosan dan melupakan angin. Aku tersenyum kembali. Jarum jam berdetak, tik tok tik tok. Bahkan jantung pun tak mau kalah. Ada yang beda. Detaknya begitu kencang, sama seperti saat aku membaca namanya. Hanya sekadar nama dapat membuatku terhenti dari segala aktivitas. Setajam itukah penglihatanku? Atau mungkin namanya telah diberi bumbu bumbu penyedap sehingga aku seolah mati kaku membaca namanya? Beribu pertanyaan kubuat dan kurangkai satu persatu. Aku tak mau menyalahkan diriku sendiri. Ya karena ini bukan salahku. Angin kembali menerpaku. Bukan salahku…

  • Sastra dan seisinya

    Pagi siang dan malam

    Pagi hari Aku duduk diam termenung sambil memandangi daun yang terbang bebas semaunya. Aku ingin menjadi daun. Jika daun tak ada, mungkin manusia akan hidup dengan tabung-tabung oksigen seperti yang dimiliki para penyelam. Atau mungkin manusia akan menggunakan masker ato alat bantu lainnya seperti yang sering ditayangkan di televisi layaknya seorang alien dengan kostum seramnya. Ya aku ingin menjadi orang yang bermanfaat. Siang hari aku berdiri melihat bayangan gelapku. Bayangan yang selalu berubah ukuran dan arah. Ada kalanya berada di sampingku, lalu dibelakangku. Ada kalanya sepanjang ukuran tubuhku, lalu sepanjang tengah ukuran tubuhku. Matahari telah memberikan ku bayangan gelap. Bayangan itu seperti diriku yang masih berubah-ubah. Ya itu dulu. Aku…

  • Sastra dan seisinya

    sang pujangga

    langit begitu gelap. bahkan bulan dan bintang bersembunyi. kemana kau pergi? aku membutuhkanmu. malam ini aku begitu sendu. sepi terasa. leher tercekik. batin terkunci. otak benar-benar mendidih ketika badan mulai rapuh. aku salalu bertanya sang pujangga. ya, hati. wahai hati, kenapa kau tak melindungiku? kenapa kau tak berbicara? kau lah pendengar setiaku wahai hati. aku terdiam. hati tetap saja tak berbicara. dia bahkan hanya bisa menrtawaiku aku terjebak… kutunggu bintang dan bulan. mereka tetap bersembunyi. sebegitunya kah? aku terjebak. ke dalam jurang terdangkal. kembali kutanya hati wahai hati. apakah kau tetap membiarkanku terjebak? kau tinggalkan aku sendiri di dunia yang tak kukenal. tawa jahatmu membuatku sakit. luka.sakit.perih.aku tertunduk duniaku begitu…

error: Content is protected !!