Sastra dan seisinya

sang pujangga

langit begitu gelap. bahkan bulan dan bintang bersembunyi. kemana kau pergi? aku membutuhkanmu.
malam ini aku begitu sendu. sepi terasa. leher tercekik. batin terkunci. otak benar-benar mendidih
ketika badan mulai rapuh. aku salalu bertanya sang pujangga. ya, hati.
wahai hati, kenapa kau tak melindungiku?
kenapa kau tak berbicara?
kau lah pendengar setiaku wahai hati.
aku terdiam. hati tetap saja tak berbicara. dia bahkan hanya bisa menrtawaiku
aku terjebak…
kutunggu bintang dan bulan. mereka tetap bersembunyi. sebegitunya kah?
aku terjebak. ke dalam jurang terdangkal. kembali kutanya hati
wahai hati. apakah kau tetap membiarkanku terjebak?
kau tinggalkan aku sendiri di dunia yang tak kukenal. tawa jahatmu membuatku sakit.
luka.sakit.perih.aku tertunduk
duniaku begitu kecil. aku terjebak dalam pemikiranku yang sempit.
satu kata.
bodoh.
anganku pergi jauh. aku kecewa. aku tak lagi mempedulikanmu. aku terpuruk.
jurang ini terasa semakin dalam. namun ku tetap membiarkannya. jatuh dan jatuh.
ya, semakin dalam.
aku melihat semua tubuhku tak ada yg mau menolongku. bahkan sang hati pun pergi meninggalkanku.
sendirian.
inikah akhir?
aku terjebak dan terpuruk
benarkah tak ada yang mau menolongku?
diam diam diam
aku tertunduk. kujatuhkan tangisan tangisan dusta. bukan bahagia. tapi dosa. tak ada lagi yang mau melihatku. mungkin ini tempat yang pantas untukku. hingga nafas pun tak senikmat dulu.
maafkan aku. aku bahkan melupakan hati. aku tak lagi mengenal diri. layaknya orang bodoh. yang mengemis dan meminta. merintih kesakitan. memohon hal yang tak layak kau dapatkan. tangisanmu itu.
lagi lagi dusta!
lama kuterdiam. serasa angin mendorongku jatuh kedalam. tapi tak kusangka. ada yang menghampiriku. ya, sang pujanggaku dulu.
wahai hati. kau datang. tidak kah kau muak melihatku?
tidakkah kau ingin membuangku?
kini hati menghampiriku. ia ikut jatuh turun ke jurang. memelukku. memegangku erat benar-benar erat. hingga nadiku tercekat.
kau sudah bersamaku
tenanglah
diamlah
kau akan aman bersamaku
aku tak akan meninggalkanmu
aku akan menolongmu
aku akan setia padamu
karena ini sudah tugasku
karena DIA tak mau melihatmu semakin terpuruk
aku menatap pilu hati. siapakah DIA ? DIA yang begitu mengkhawatirkanku. benarkah itu? atau kau hanya membual?
karena kau senang melihatku terpuruk dan terjebak disini
bukankah? tangisan dusta ini mengalir deras. tak dapat kubendung.
ya bodohnya aku
hati tersenyum manis. tidak. kali ini ia benar tersenyum begitu indah. air mata ini terhenti. namun aku masih tak bisa merasakan nikmatnya hembusan nafas. ia mengusap pipiku yang basah. senyumnya masih bisa kubayangkan. senyumnya begitu hangat. aku tetap saja bodoh.
sudahlah.
aku tak mau melihat tangisanmu itu. aku tetaplah pujanggamu. ketika kau salah. aku tak akan membiarkanmu terjebak. ketika kau senang dengan dosamu. aku tak mau membiarkanmu menodaiku.
DIA lah yang selama ini memerintahku untuk menjagamu
DIA rindu denganmu yang suci
DIA terus bertanya padaku tentangmu
tidakkah kau senang?
tak ada yang akan meninggalkanmu. percayalah. jangan kau kunci aku. biarkan aku bebas berbicara denganmu. tanyalah aku. carilah aku. jangan biarkan aku diam. karena aku akan melindungimu. aku akan menjagamu. aku tak akan membiarkanmu terpuruk dan terjebak.
ya, karena aku..
adalah hatimu!
Solo 10.00 (UT+7)
aku dan tangisan dustaku

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!