Sastra dan seisinya

Sabar

aku, kamu, dia, mereka, kita semua butuh ini. Sabar.
ketika sesorang menyalahkanmu. atau bahkan kamu pantas untuk disalahkan.
ketika sesorang membuatmu tertatih-tatih. atau kamu pantas untuk di-tatih-kan.
ketika sesorang membuatmu lelah. atau kamu pantas di-lelahkan.
ketika sesorang membuatmu bingal. atau kamu memang sudah bingal?
sekarang berubah. bukan berarti perubahan ini dipaksakan atau terlajur untuk berubah.
aku bahkan tak paham frase yang kutulis. atau mungkin frase ini pantas untuk ditulis?
sabar memang tidak semudah yang dibayangkan. toh, tak ada mata kuliah itu (red: sabar).
sama seperti di bulan ini. bulan yang katanya suci. bulan yang katanya setan dibelenggu. bulan dimana semua orang harus menahan amarah. kamu pikir itu hanya omong kosong?
disinilah aku menemukan rasa ‘sabar’ yang lebih bermalna dibanding bulan lainnya. disinilah dimana pertemuan ‘rasa’ itu akhirnya kusingkap di dalam ragaku.
ah, kamu terlalu banyak bicara. terlalu banyak mengelak. terlalu banyak mengkukuhkan keadaan. sebuah keadaan dimana kamu bangga memilikinya.
sudah diamlah. kamu hanya perlu mencoba. bagaimana ‘rasa’ itu akhirnya mempertemukanmu.
aku tahu aku butuh.
bagaimana denganmu(?)
Sumedang, 3 Juli 2014
16.58 (UT+7)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!