Sang Pencerita
hai pernahkah kamu mendengar namaku? aku memang tidak terkenal seperti dirimu. kamu yang selalu bersinar dan aku tetap menjadi bayangmu. tenang saja aku tidak akan mempermasalahkan hal itu karena bagiku yang paling penting adalah kebahagiaanmu.
aku suka sekali bercerita. cerita tentang alam, langit, bumi, laut, penghuni bumi, penghuni langit, dan tentunya kamu. semoga saja kamu tidak tersedak ataupun tersandung saat aku menyebut namamu.
aku jadi ingat kata temanku. perempuan itu harus pandai bercerita. kamu tahu kenapa?
selama ini orang beranggapan bahwa perempuan itu banyak bicara dan tak akan pernah lelah untuk berucap apalagi bercerita. mungkin kamu kesal mendengarku. tapi sebenarnya ada rahasia dibalik itu semua. apalagi untuk kamu yang mempersiapkan diri menjadi seorang ibu. sudah pasti bukan?
“umi, ini apa?kalau ini? terus yang ini apa?”
ketika Alloh memberi kemampuan untuk berbicara, si kecil mulai berceloteh akan banyak hal. iya bertanya ini dan itu. selain rasa keingintahuan yang tinggi, inilah saatnya sang Ibu harus sedikit menambah profesinya sebagai perempuan yang suka bercerita.
“ini namanya buku. kalau ini pensil. yang ini penghapus.”
ternyata saat si kecil memiliki kosakata tambahan, pertanyaan pun semakin membuat sang Ibu terpukau. iya lagi-lagi perempuan harus suka bercerita.
“buku itu apa bunda?”
“papa pergi kemana?”
“papua itu apa? pulau itu apa?”
“ini warnanya apa?”
“mama kenapa gak sholat?”
“kenapa air laut warnanya biru?”
“daun kenapa warnanya hijau?”
“itu yang suka bersuara pagi-pagi namanya apa bunda?”
dan lalallalalaallaaa~~~~~
panjang sekali. tanpa lelah. tanpa henti. si kecil ingin sekali tahu. dan inilah saat kamu mulai bercerita, kamu bisa tambahkan cerita tentang sang pencipta, sang pemilik semesta. lihat si kecil pasti akan senang sekali.
untukmu: perempuan-perempuan yang bersiap diri atau mungkin sejak kecil senang membaca dongeng, cerita dan berceloteh ria. maka dengan bahagia kukatakan padamu. jangan pernah berhenti untuk bercerita. karena suatu saat ini akan menjadi tugas pentingmu.
sudah kukatakan bukan? aku memang tidak terkenal. tidak pula sepintar dirimu bermain angka dan kata. tidak seahli dirimu menuntaskan teori-teori ilmiahmu. aku hanya bisa berbicara panjang lebar. tanpa lelah seperti si kecil. iya aku, Sang Pencerita.
Kebumen, 3 Agustus 2014
20.30 (UT+7)