Cerita di Sekitar Kita,  Cerita Makhluk Hidup,  Cerita Sekolah

Rumah kita, Mangrove

Mangrove Centre,

hari ini ada kisah menarik dari KOPMA (Kelompok Pelindung Mangrove) Perumahan Giri Indah-Balikpapan. Sebelum mencapai pintu depan mangrove centre, saya melewati perumahan bagus dengan jalan tiap gang nya diberi nama Jl. Mangrove.

Sambil menunggu perahu untuk mengelilingi hutan mangrove, saya mengobrol asik dengan pengelola hutan mangrove. Saya akui bahwa masyarakat disini begitu baik mau menyanyangi Mangrove meski pihak-pihak yang berwenang kurang begitu memperhatikan.  Masyarakat rajin membuat proposal mencari dana sana-sini untuk pemeliharaan hutan Mangrove. Mangrove centre dijaga dengan baik oleh masyarakat sekitar. Hal ini disadari masyarakat karena saat kayu-kayu mangrove di eksploitasi di masa itu, terjadi angin puting beliung dan menerbangkan atap-atap rumah. Sehingga masyarakat berfikir bahwa Magrove memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat. Masyarakat mulai menanam kembali bibit-bibit mangrove dan kini stelah 15 tahun, rawa sudah dipenuhi dengan pohon-pohon mangrove. Perlindungan sumber daya alam di hutan mangrove dijaga dengan baik oleh masyarakat. Meskipun bukan hal yang lumrah jika masih ditemukan tangan-tangan jail yang menebang kayu untuk kebutuhan industri, membuka lahan, dan membolongi pipa-pipa air. Balikpapan, kata ayah saya, adalah kota miskin air bersih.

Jenis-jenis mangrove didominasi oleh jenis dari marga Rhizopora, Avicenia, dan Soneratia. Hewannya pun bermacam-macam dari ikan kakap bakau (merah, hitam, putih), kepiting bakau, berang-berang, biawak, kingfisher, cuncak rowo, renggang, burung bangau, dan bekantan. Bahkan terkadang sering ditemukan lumba-lumba terdampar, berenang hinga hulu dan sampai ke pinggiran daratan Mangrove. Pernah diceritakan bahwa ada seekor lumba-lumba yang hampir setiap harinya bolak-balik ke hulu, katanya ini terkait emosional ibu lumba-lumba yang pernah kehilangan anaknya mati di daratan Mangrove. Sejam menyelusuri sungai Zomber, rasanya belum puas menikmati keindahan perilaku hewan-hewan penghuni Mangrove. Bekantan sebagai maskot, adalah monyet terganteng yang sangat disukai. Populasinya sekitar 450 individu. Makanannya adalah buah dari Soneratia. Badannya yang berat dapat mematahkan cabang-cabang pohon Mangrove.

Banyak dari peneliti luar rutin berkunjung ke Mangrove Centre. Menginap di camp hingga berbulan-bulan, membagi ilmu dan pendidikan terkait keanekaragaman flora dan fauna disana kepada KOPMA, dan jujur saja hal ini membuat saya malu sebagai generasi peneliti Indonesia.

Semoga air dan hijaunya pohon Mangrove akan selalu terjaga dan menjaga.

Rumah kita,


Balikpapan, 3 April 2016
16.39 wita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!