Cerita Ibu Anak

Tiga tahun bersama Clodi

Clodi/popok kain (Cloth Diaper)

Finally, lolos juga pakai closing sampai anak kini sudah bisa ke toilet sendiri tanpa bantuan popok.

Permasalahan tentang penggunaan popok untuk anak-anak seringkali diabaikan. Terutama adanya pampers, menjadi alternatif yang praktis dan membuat para orang tua senang menggunakannya pada anak. Namun seringkali pemakaian pampers jadi bergeser nilainya. Dari yang awalnya agar memudahkan para orang tua kemudian membuat anak merasa nyaman, akhirnya karna nyaman nya itulah membuat orang tua lama tak menggantikan pampers anaknya, entah karena belum penuh, atau karna cukup emnguras biaya juga pampers ini jadi dihemat-hemat.

Beberapa kali nemuin kasus tentang orang tua yang memakaikan anaknya pampers berujung ISK atau infeksi saluran kemih. Dari yang gejalannya anak males makan sampai demam. Sumbernya satu, pemakaian pampers yang terlalu lama. Ga cuman itu, cara olah sampah pampers yang akhirnya menumpuk di TPA pun jadi masalah bersama. Belum lagi kalau di kampung seperi di tempatku, sampah dikelola sendiri. Bagi yang bijak, kelola dapat dilakukan dengan baik. Yang tidak, ya dibuang saja ke selokan 😅

Kebayang kan orang tua kita di zaman dulu, lelahnya gonta ganti popok anaknya, justru membuahkan pahala. Belum lagi nilai tambahnya, ga nambah dosa ke lingkungan, dan ternyata anak-anak jadi lebih peka terhadap kontrol emotionalnya dan lebih cepat pula toilet training nya.

Nah, buat tipe emak-emak milenial kayak aku, berusaha buat minimal ga nambahi dosa ke lingkungan, plus ga mau terlalu ribet-ribet amat, Clodi (Cloth diaper) ini bisa jadi solusi loh. Ide clodi sebenernya udah ada sejak zaman dahulu. Dan murah meriah. Dulu cukup popok kain kemudian luarnya dilapisi semacam bahan anti air lalu diikat diluarnya. Bahkan ada juga yang semacam kresek diikat. Ada ide tersebut yang dipikirkan cuman satu, supaya menjaga agar pipis bayi tidak bercecer ke mana-mana dan menyebabkan najis. Karna dibagian luarnya terbuat dari bahan water proof.

Nah cloth diaper yang ada sekarang, harganya memang diatas 50 ribu, tapi ini lebih hemat dibanding penggunaan pampers. Aku udh buktikan sendiri😄

Contoh perhitungan:

Aku punya 12 clodi yang cuci pakai cuci pakai. Ini belinya juga nyicil ga langsung 12, karna terkait bahan tiap merek berbeda jadi sembari trial cocok enggaknya sama anak2, sembari nabung juga.

Katakanlah harga clodi 60 ribu. 12×60=720 ribu. Dan selama 3 tahun awet dipakai sama anak bahkan dipakai berdua, kakak dan adik.

Sekarang kita hitung pengeluaran menggunakan pampers. Satu pampers estimasi harga 2 ribu. Sehari pakai 4 pcs. Anggaplah sehari mengeluarkan uang 8 ribu. Dikali selama sebulan atau 30 hari. 240 ribu pertama bulan. Kita kalikan dengan 3tahun atau 36 bulan. 240 ribu x 36 bulan= 8.640.000 belum lagi kalau sehari pas mencret anaknya bisa habis 7 pempers dalam sehari. Atau pampers nya pakai yg mahal jadi per pcs nya 2.500 sampai 3 ribu. Yaa tinggal kalikan aja.

Yang jelas clodi ini ngebantu banget buat penghematan anggaran ekonomi rumah tangga. Meski nih meski….

Jujur capeknya pasti, lebih dibanding anak yang pakai pampers. Karna akhirnya tengah malam pun kita sebagai orang tua harus bangun untuk ganti clodi. Cuman kebangun skali kok ga masalah😅

Nah buat pemilihan clodi dan trik penggunaannya, aku punya beberapa tipsnya nih… Simak ya…

Clodi kancing

Tipe clodi yang pakai kancing ternyata lebih pas untuk anak-anak. Kancing yang bisa kita atur ukuran pinggangnya bisa dipakai dr yang berat 3 kg sampai 15 kg. Dan ini bermanfaat banget apalagi kalau anak lagi masa-masanya pingin lepas celana terus. Karna tipe kancingnya, ga mudah buat dilepas sama anak-anak. Beda ceritanya kalau kita pakaikan tipe yang velcro atau perekat, dijamin bakal kewalahan karna nanti di masanya, anak bakal pingin mlorotin terus 🤣. Nah kalau yang model celana itu praktis dan enak buat khususnya anak laki2, karna anak laki punya karakter yang lincah dan kita butuh tangan yang sigap buat pakaikan popok ke anak. Sayangnya kalau tipe celana, seiring bertambahnya usia dan ukuran tubuh, popok tipe celana jadi sempit dipakai anak.

Kenali Bahan dan Badget

Ternyata bahan tiap merek Clodi juga beda-beda loh. Kemampuan serap nya, halus kasarnya, juga beda-beda. Nah ini nih perlu diperhatikan bahwa kulit tiap anak pun beda-beda kesensitifannya. Saranku, coba dulu dari yang paling terjangkau. Syukur-syukur kalau anak cocok sama tipe clodi yang bahannya dari merek terjangkau harga di badget kita. Kita bisa lihat, jika pantat atau bagian selangkangan anak kemerahan atau ruam, artinya kita harus coba lagi dengan bahan merek lain.

Model Clodi Hemat Biaya

Sepanjang aku menggunakan clodi pada anak, ternyata model clodi yang kita pilih bakal berpengaruh pada cepat tidaknya pengeringan popok stelah di cuci, sehingga memiliki clodi yang cukup jumlahnya tidak menjadi penghambat untuk senantiasa menggunakan clodi sehari-hari.

Berhubung aku tinggal di Lembang alias daerah dingin yang panasnya matahari kadang tidak membuat pakaian betul-betul kering setelah dijemur, jadi aku harus mencari trik supaya clodi yang kupunya bisa terus dipakai alias cuci kering pakai cuci kering pakai. Ada beberapa model clodi yang harus kita ketahui: model celana, model luaran terpisah, model seperti pocket isian. Ketiga model ini semua sudah kucoba.

Model Celana

Model celana sangat pas untuk penggunaan anak laki-laki. Kerasa banget apalagi mulai masuk usia bisa mberangkang, wah siap siap penuh tempur😆 hanya model celana ini lama kering nya, karena insert jadi satu dengan clodi nya. Insert adalah istilah kain untuk daleman yang dipakai pada clodi. Celana juga dibentuk dengan banyak karetnya, sehingga semakin besar anak, semakin ketat juga dipakai nya. Salah satu kelemahan insert yang menyatu dengan clodi, selain lama keringnya, kadang masih tertinggal bau pesingnya, bahkan (sekitar usia dua tahun) ketika dipakai anak yang sudah banyak volume air pipis dalam sekali pipis bisa langsung tembus.

Model luaran terpisah

Untuk jenis ini paling cocok dipakai sama newborn, karena pipis nya yang masih berkali kali dan sedikit-sedikit, sehingga basahnya pun cukup diserap sama insert nya atau ga sampai lapisan luarnya. Nah praktisnya pun, insert nya tinggal diganti sedangkan luarannya masih dapat digunakan lagi. Untuk model ini, insert nya bisa pilih yang model halus dan cepat kering bagian atasnya. Seperti di foto yang berwarna biru.

Model Pocket

Ini adalah model clodi andalanku. Selain ga terlalu ketat, pakai kancing bisa disesuaikan dengan ukuran pinggang, motifnya banyak yang lucu, dan ga berat juga dipakai. Pocket luarnya pun mudah kering. Untuk jenis yang terpisah antara insert dan pocket/luarannya jadi alternatif yang tepat karena kita cukup perbanyak stok insert nya.

Insert microfiber-bamboo-handmade (dari kiri)

Nah insert ini cukup lama keringnya. Jadi kita siasati untuk perbanyak jumlah insert. Ada bahan micro fiber ini bahannya mirip handuk tapi kemampuan serap nya tinggi. Sedangkan dari serat bamboo ada yang full ada pula yang gabungan antara bamboo dan microfiber. Yang bamboo ini berdasarkan pengalamanku, kemampuan serap nya bisa hampir 3x dari yang micro fiber, karena kemampuan serap nya yang tinggi, kadang kalau dicuci pun masih meninggal jejak bau pesing. Sedangkan kita juga bisa bikin insert sendiri dengan potongan handuk yang bagus serap air nya. Cukup dipotong sesuai ukuran clodi.

Suka Duka Clodi

Jujur, dibilang suka pasti suka banget karena ini terbukti hematnya. Penghasilan rumah tangga ku dibawah 3 juta, jadi aku harus berpikir keras biar ga jebol anggarannya, tapi juga ga repot-repot amat ngurus per toileters anak.

Karena aku dari dulu punya cita-cita bisa olah sampah rumah dengan bijak, akhirnya mulai juga dengan mengganti pampers. Kalau pergi jauh, aku masih kok pakai pampers hehe. Kadang juga ada momen saat anak-anak lagi rewelnya di malam hari (biasanya ini saat peralihan usia dalam pekembangan dan pertumbuhan) akhirnya malam dipakaikan pampers supaya anak lebih nyenyak tidurnya.

Memang pakai pampers di malam hari jelas membuat anak nyaman apalagi buat orang tua juga. Tapi kebayang dong, 12 jam tidur anak ga diganti pampers nya. Kalau pakai clodi, ya sudah pasti akan terbangun karena penuh kemudian orang tua pun harus mengganti popok kain anaknya. Gapapa, ini kan bagian dari ladang pahala kita sebagai orang tua 😁

Perawatan clodi yang baik pun sebenarnya dicuci menggunakan tangan. Tapi karena aku juga ga mau terlalu “sebegitunya” dalam merawat clodi karena bakal nambah lelahku juga sih, akhirnya tetap juga dicuci pakai mesin cuci. Dan tepat 3 tahun, clodi nya robek. Jadi impas ya pas tiga tahun pas juga anak udah bisa ke toilet sendiri😆

Perlu diperhatikan bahwa pengaruh clodi pada anak perempuan dan laki itu berbeda. Karena perempuan dengan vagina nya, ketika pipis di clodi pun air pipisnya akan mengalir dari depan sampai belakang. Sehingga hal ini sangat mempengaruhi ke ruam-an kulit bagian area kelamin. Berbeda dengan anak laki yang air pipisnya lebih banyak di posisi depan. Oleh karena itu, selain rajin mengganyi clodi (jangan tunggu sampe betul-betul basah), sesekali oleskan minyak kelapa (bisa bentuk liquid, bisa salep) pade kulit area kelamin. Adanya ruam pada anak itu wajar, asal kita tanggap dan segera mengatasinya.

Sekian cerita tiga tahunku bersama Clodi. Sebenarnya karena anak pertama dan kedua jaraknya setahun, jadi sampai sekarang masih juga pakai Clodi masuk usia 3 tahun 2 bulan.

Kalau ada yang mau ditanyakan, silakan tulis di kolom komentar. Semoga bermanfaat😇

14 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!