Cerita di Sekitar Kita

Tentang Musim Hujan

Orang-orang dahulu telah mengenal tanda-tanda pergantian musim, termasuk menjelang musim hujan. saat kemarau panjang, tanah menjadi kering dan retak. Datang air hujan sebagai penanda musim hujan, ternyata disertai dengan adanya longsor, anak-anak pilek, dan panen yang buruk.  Bagaimana bisa? yuk simak ceritanya..

rain, boots, umbrella-791893.jpg

Ternyata musim hujan yang kita kenal memiliki karakter pembeda. Musim hujan biasanya hadir di bulan oktober, meski kini sudah tidak lagi menjadi patokan pasti, namun kehadirannya tidak jauh dari bulan tersebut. Beberapa tanda pergantian musim dapat dikenali dengan nyaringnya suara tongeret. ini adalah salah satu ciri yang pernah saya baca dan betul saya amati selama 3 tahun disini. Tentunya karena rumah sebelah hutan kebon, jadi hapal betul kapan nyaring suara tongeret itu ramai.

Setelah kemarau panjang dan memasuki bulan oktober-november, datanglah hujan. Hari-hari hujan ini tiap tahunnya suka berubah, tentu panjangnya kemarau pun juga berbeda-beda tiap tahunnya. Saat hujan datang dan mulai sering intensitasnya, maka ini adalah tanda-tanda musim hujan pertama. Setelah tanah diterpa panas dan kering hingga retak, datang air hujan yang bertubi-tubi membuat tanah tidak kuat menahan cekaman dan jadilah longosr. Begitu juga dengan debu-debu kekeringan yang dihantam hujan membuat debu tersebut menjadi berterbangan walhasil anak-anak menjadi pilek, pun demikian perubahan cuaca yang tentu menjadikan anak-anak lelah fisik dan sensitif sehingga menjadi mudah sakit. Intensitas hujan yang terus menerus, ternyata juga berdampak pada hasil panen sayuran (daun dan buah). Selain karna kelembaban tanah yang bisa menjadi terlalu tinggi, hama hadir dengan telur-telurnya yang menyebabkan kebusukan, hingga gagal panen skala besar menjadi tantangan petani. Sehigga tidak heran di masa ini, sayuran sering dijampuai dengan harga yang melejit.

Menanti usainya musim hujan pertama, akan ditemui jeda untuk menuju musim hujan selanjutnya. Kata sesepuh disini, ada sebutan hari emas sebagai pertanda menuju musim hujan yang sesungguhnya dinanti. Hari emas ditandai dengan hari yang panas seperti kemarau dengan kemungkinan hujan yang jarang (kalaupun ada, tidak akan deras) ini akan terjadi selama beberapa hari (7-14 hari). Barulah usai hari emas, akan kemabali kedatangan musim hujan selanjutnya. Musim hujan inilah yang dinanti karna intensitasnya tidak terlalu tinggi, dan tidak sebabkan longsor. 

Menuju musim hujan selanjutnya, bikin list yuk, mau nanem apa ya kita dirumaah ?? 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!