-
red: 2014
berawal dari menonton cuplikan ‘semprotan pedas’ di acara Indonesia Lawyer Club mengenai hal-hal tentang negara Indonesia, perihal kebobrokan, kebusukan, kepemimpinan, korupsi, dan lain-lain yang cukup dipaparkan dalam film bioskop 2014. sebenarnya film ini release saat masa pemilu 2014. mungkin dan bisa jadi, ada ‘campur tangan’ yang menjadikan film ini terhambat dan akhirnya baru release tahun 2015. saya pikir, negara kita butuh film seperti ini. dan ini yang ditunggu! sedikit cuap-cuap dari saya Pertama, negara ini mempunyai ingatan yang pendek untuk mengingat suatu peristiwa: entah mudah lupa atau dibuat lupa. Kedua, negara ini butuh keberanian: berani maju, berani bertindah. Ketiga, mungkin saat ini kita bisa bilang,”siapa diatas presiden? benarkah adanya pengendali…
-
( ´ â–½ ` )ノ (red: Assalaamu’alaikum Beijing)
baru beberapa menit yang lalu, selesai sudah film ini ditonton. awalnya memang tidak ada rencana, tapi ya pada akhirnya skenarionya mampu membuatku menangis. apalagi baca novelnya, bisa-bisa berhari-hari kepikiran melulu. Jadi begini. Pertama, A-shi-ma itu ternyata bisa ya dijadiin sebagai kisah penguat. sejarah menjadi begitu romantis setelah diimajinasikan melebihi porsi. Ashima dimiripkan namanya menjadi Asma. hehe kalau saya boleh berandai-andai, ada tidak ya yang menyerupai Azifah? terus dimiripkan dengan kisah sejarah bergenre romantic. duhduh…. Kedua, banyak sekali bahasanya yang tidak terduga. seperti pada saat kata-kata “dia akan setangguh cinta ayah dan ibunya”. tuh bener kan! kemarin sempet ngotot-ngototan sama adek kalau orang sastra itu kece. jarang memang yang mengakuinya. kebanyakan…