• Sastra dan seisinya

    Kepada Waktu yang Terus Berjalan

    Saya, manusia yang belum beberapa lama menginjak umur 21, ingin sekali berteriak mengeluh kesahkan: Tuhan, tolong hentikan waktu untuk sekejap! Sedetik itu berharga. Seberharga kita memikirkan apa yang akan kita lakukan, bagaimana masa depan, mengapa hidup, dan untuk apa waktu dibiarkan terus berjalan. Mungkin seandainya saya mampu memperbudak waktu, kubiarkan sehari lebih dari 24 jam. Karna ternyata, baru kali ini pula, saya benar-benar merasakan bahwa, waktu yang terus berjalan menyebabkan degup jantung tak karuan rasanya. “Dag dig dug, kenapa jadi deg-deg an? Apa ini yang disebut kegelisahan mahasiswa tingkat akhir?”, batin saya. Kepada waktu yang terus berjalan, semoga kau tidak terburu-buru dan berlari meninggalkan. Berharap menggarap skripsi bisa seindah membayangkan…

  • Sastra dan seisinya

    Kisah Waktu

    teruntuk jarum jam, sekalipun banyak yang bilang bahwa kamu ini lambat, tetapi tidak bagiku. begitulah caramu. menghampiri satu-satu begitu lambat tetapi tenang. kamu abaikan semua yang ada dihadapanmu. sekalipun kamu tertinggal tapi dengan yakin bahwa langkahmu tidak akan pernah sia-sia. sehingga pada akhirnya kamu akan datang dan sampai kepada seseorang yang ingin kautuju. teruntuk jarum menit, kamu selalu begitu. sekadar berkata bahwa kamu ada diantaranya. tidak cepat-tidak pula terburu-buru. entah aku pun tidak mengerti cara apa yang ingin kamu lakukan. cukup sedang-sedang saja kah? atau…… ya, mungkin begini cara kerja yang telah kamu rancang untuk masa depanmu. teruntuk jarum detik, ah! cepat sekali dirimu. dengan sigap kamu kejar apa yang ingin…

error: Content is protected !!