Sastra dan seisinya

sebut saja

suatu hari aku berada di sebuah rerumputan. yang ada dibenakku adalah hijau. ya hijaunya rerumputan itu. ternyata aku salah. aku sadar bahwa tidak semua tumbuhan berdaun hijau. apalagi jika kukaitkan dengan seseorang yang selama ini aku anggap hampir sempurna. dan pada faktanya, semua itu tidak dilihat melalui covernya.
kalau aku jadi kamu, akau tidak akan berperilaku seperti itu. bersenang-senang seakan tidak ada masalah. berpura-pura menyyukaiku padahal kamu membicarakanku dari belakang. entahlah, aku sendiri tidak berani menjulukimu dengan sebuah sebutan. kamu memang “server not found”.
“jika berbicara tentang ke-pekaan, aku adalah orang pertama yang penasaran dengan seberapa besar ke-pekaan yang kumiliki. dusta jika kamu bilang bahwa aku tidak peka. ataupun kamu sebut aku sebagai orang yang tidak peduli. kalau begitu mana mungkin aku akan setia menunggu? apa mungkin aku masih disebut “tidak peka”? seandainya aku boleh bilang, kamu mungkin orang yang tidak lebih peka daripada aku.” sudut pandang keegoisan.
“jika berbicara tentang ke-pekaan, aku adalah orang pertama yang penasaran dengan seberapa besar ke-pekaan yang kumiliki. benar jika kamu bilang aku tidak peka. yah begitulah aku. mungkin semua orang sudah lelah dengan kelakuaanku. entah kamu mau menyebutku dengan julukan apa, setidaknya aku sangat berterimakasih karena kamu telah memperhatikanku.” sudut pandang kesabaranku.
jadi kamu mau sebut aku apa?
Sumedang, 23 Mei 2014
10.52 WIB UT+7

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!