Cerita Sekolah,  Sastra dan seisinya

kita sebagai bonus demografi

usai gencar berita tadi malam. mendapat sebuah hasil yang katanya itu adalah aksi demokratis. bagaimanapun juga setiap sistem pasti ada kelebihan dan kekurangannya. dan aku tak akan membahasnya disini.
heran melihat tingkah laku pemuda sekarang khususnya bangsa indonesia. kupikir kita ini adalah hasil dari ‘bonus demografi’ bukan? aku, kamu, kita. ya lebih dari 55 juta penduduk bangsa kita adalah pemuda! keunggulan yang tidak selalu ada untuk dimiliki oleh bangsa ataupun negara lain. dan kamu, kita, masih saja seperti ini? boleh kubilang bahwa sebagian besar dari kita adalah ‘bobrok'(?)
pertama kali aku mendengar kata akselerasi saat aku berada di sekolah menengah pertama. dan aku sekarang tahu bahwa ternyata kita butuh kata itu dalam kamus kehidupan kita. ya kita butuh akselerasi pemikiran.
aku akan menegaskan dirimu dan diriku untuk melakukan akselerasi atau percepatan pemikiran ini. bagaimana tidak? mau sampai kapan hasil ‘bonus demografi’ ini akan disia-siakan begitu saja?
lagi-lagi heran. pemuda sekarang justru bangga dengan kemampuannya sebagi pekerja, menyalahkan dirinya tidak layak sebagai pemimpin, memberi kepastian kepada banyak orang bahwa dirinya bukanlah seorang pemimpin. hei setidaknya kamu tahu kan kalau setiap menusia dilahirkan untuk menjadi pemimpin? dirimu itu kunci hasil kepemimpinanmu memimpin dirimu. bagaimana? masih belum paham?
ah miris mendengarnya. mengerikan! apakah begini semua pemikiran para pemuda di bangsa kita? kubilang ini benar-benar ‘bobrok’!
kalah dengan negara India yang jumlah penduduknya luar biasa padatnya namun dapat menghasilkan 10 ribu tenaga kerja berotak ‘leader’ dan tiap 10 ribu itu lagi-lagi melahirkan 10 ribu lainnya untuk menjadi pemuda berotak ‘leader’ terus dan terus. otak-otak inilah yang akan menjadi penengah, berpikir cerdas bukan justru membobrokkan diri atau yang lainnya.
masih ingat kan berita tadi malam? aku yakin kamu pasti mengerti maksudku. yah, baru ada keputusan inilah keputusan itulah, kamu dengan seenaknya sudah menilai yang bukan-bukan. kamu sudah menjudge sini sana, dan hasilnya semua ah ‘bobrok’! beginikan pemikiran pemuda sekarang yang hanya bisa menjadi provokator? tidak mampukan dirimu, diriku, kita. melihat dari segala sudut, segala sisi, dan berpikir sebagai ‘leader’!
seorang leader bukan hanya berarti pemimpin yang bergerak sebagai robot atau ingin mejeng di sebuah organigram, bukan! ini kenyataan yang ada. masih banyak pemuda yang berpikir seperti itu. kita butuh akselerasi pemikiran dan global leader bagi para pemuda.
punya keunggulan tapi malah terpaku di sebuah dinding. tergeletak dan dibiarkan. kita ini istimewa dan spesial. banyak pemuda tapi mudah kebawa arus. kamu sendiri sering bilang kalau arus itu bisa saja menyesatkan atau mungkin memang banyak yang akan membuat kita tersasar. tapi kamu tetap saja bangga. atau kamu akan beralasan bahwa selama ini tak sadar bahwa telah terseret arus? ah klasik! pemuda kok banyak alasan. berapa banyak stok alasan yang sudah kamu siapkan? mungkin kamu akan menyalahkan orang-orang terdahulu yang telah mendidikmu seperti ini. boleh aku menegaskan lagi kalau kita memang butuh akselerasi pemikiran.
sudahlah cukup! bukan saatnya kamu memamerkan kemampuanmu yang mudah terbawa arus. bukan saatnya kamu cuman bisa bercomel ria tapi tak pernah memberikan solusi. atau kamu tak mau berpusing-pusing sehingga kamu akan meninggalkan ruangan ini. ruang dimensi kita bersama.
mau sampai kapan kita begini terus?
Jayapura, 22 Juli 2014
05.44 wit
ya kita sama-sama belajar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!