Sastra dan seisinya

Kaca-Kaca Mawar

Pernah mendengar tentang kaum yang selalu dikenal dengan keahliannya dalam menjaga? itu kaumku. kaum per(empu)an.

aku memang tidak memiliki kemampuan yang lembut dalam berkata layaknya perangai bidadari. tidak sehalus perilaku jiwa-jiwa langit yang bersembunyi dibalik awan. tak ada kata istimewa jika dengan mudahnya kita menunjukkan begitu saja. menghumbar-menghumbar, atau mengumunkan ke seluruh jagad raya. perempuan itu seperti kaca. memiliki kebeningan hati, tutur kata, dan perilaku. tapi selayaknya kaca jika pecah maka akan ada senjata yang berujung pada sebuah kehormatan.

bagaimana dengan mawar? indah memesona bukan? diam diam kaumku ini adalah mawar. mekar dengan perlahannya. memberikan ketertarikan yang sempurna. mampu melumpuhkan siapa saja yang melihatnya. kali ini mawar akan menjadi primadona di semua mata kaum adam. tapi ingatlah, jangan tergesa-gesa untuk mendekatinya. ia begitu, bukan untuk dengan mudahnya dipetik. sekalipun memang benar ia cantik dan menggoda. pernah tahu tentang sebilah tajam pada batang dan daunnya? Iya, duri yang akan menjadi pelindung. tentang apa dan siapa yang berhak menyentuh dan memilikinya.

Kaumku ini seperti kaca mawar. diam-diam ia sebening kaca dan memiliki perisai dengan duri mawarnya.

benar begitu bukan?

Kebumen, 18 Januari 2015
19.28 WIB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!