Sastra dan seisinya

Aku Di sudut Ruangan

Photo by Andrew Neel on Pexels.com

Entah kenapa setiap kebersamaan ada rasa yang tidak diharapkan kehadirannya. Dari sekian banyak bahagia, rasa kesal hadir tanpa permisi. Kemudian melenyapkan kebahagiaan. Kenapa saat bersama kemudian mengobrol dengan niat untuk mendekatkan, namun perlahan justru malah menjauh?

Di sudut rumah, aku tidak bisa memahami dengan situasi kebersamaan. Aku belum bisa mengerti dengan perasaanku, ketika ramai berkumpul dengan banyak orang. Pada akhirnya ada saja perkataan yang meleset dan membuat luka. Jujur, aku lebih senang dengan berdua. Jarang sekali aku memahami itu dengan bercanda. Kenapa aku harus membuat itu jadi obrolan serius? Apa memang serius tapi aku harus berpura-pura tidak peduli agar tidak menjadi jauh?

Berapa banyak rasa iba yang akhirnya menumpuk dan membuatku sakit. Iba yang dilemparkan padaku karna aku rendah, tidak sesuai kriteria, dan selalu salah. Aku ga berusaha buat menang. Aku cuman pengen didengar karna aku bukanlah kamu. Mau gimanapun caranya aku ga akan pernah sama kayak kamu.

Jangan pernah membandingkan karna tidak ada yang pernah setara. Jangan pernah meremehkan apalagi merendahkan, karna situasi dan kemampuan setiap orang berbeda-beda. Jangan pernah menilai seseorang dari luarnya, karna yang didalamnya bisa jadi lebih baik atau bahkan lebih buruk.

Penilaian apapun itu, jangan pernah diungkapkan dengan kata. Karna dengan menilai, itu sudah cukup merusak suasana.

Mengerti?!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!