• Cerita Ibu Anak

    Surat Pertama untukmu yang berSemi

    Bersama langit purnama hari ini, ibumu akan menyampaikan sebuah surat kepadamu. Surat yang bisa jadi tidak ada artinya bagi yang membacanya tapi bermakna bagi yang merasakannya. Iya, aku dan kamu: anakku Semi. Sejak dirimu hadir, hari-hari tak terasa berlalu begitu cepat. Dari haru bahagiaku mendengar tangisanmu, senyumku melihat ulahmu, tawaku melihat ocehanmu, hingga tangisku melihat sedihmu. Memasuki usia 3 bulanmu, kamu sudah menyadari bahwa dirimu tidak lagi menjadi yang ketiga. Kamu tahu bahwa akan ada seseorang lagi yang akan menyusulmu. Menjadi si kecil yang selanjutnya. Ketika ASI yang biasa kamu minum mulai tidak lagi banyak, atau bahkan rasanya yang tidak lagi selezat biasanya. Tapi kamu, tetap mendekatiku. Tetap mau dengan…

  • Sastra dan seisinya

    Ibu dan malaikatnya

    “Bagaimana jika suatu saat nanti, ditengah Aku menyerah?” “Maksudnya?” “Ya menyerah menjadi seorang Ibu.” “Gapapa. Nabi juga ga melarang. Boleh, asal ga lama-lama.” Seketika sendu membayangkan kehidupan menjadi seorang Ibu yang mungkin kelak akan banyak ragam deru yang menyertai. “Tenang aja sayang. Kita hadapi dulu yang sekarang ada di hadapan kita. Kita akan jalan bersama.” Sebulan, duabulan, tigabulan, perlahan aku mengenal apa yang disebut sebagaimana suka dukanya mengurus anak. Dari menyusui, mengganti popok, menimang-nimang, hingga memandikan, masing-masing ada lelah batinnya sendiri. Sampai mungkin di masa aku mampu menstabilkan emosi pikiran dan juga batin, ada kejutan selanjutnya yang Alloh berikan padaku. Kehadiran calon penghuni keempat yang sedang berjuang tumbuh sehat pada…

  • Sastra dan seisinya

    Semesta dan Dunia

    Waktu subuh tiba. Usai sholat, karna sakitnya dan rasa penasaran, akhirnya aku dan suamiku pergi ke puskesmas. Setelah dicek bukaan, ternyata masih sudah bukaan 2. Ups, bukan sudah.. mungkin lebih tepatnya masih. Dan itu antara aku yang berlebihan ngungkapin dahsyatnya kontraksi atau aku yang belum paham bagaimana mengendalikan kontraksi itu. Akhirnya, aku diminta untuk terus berjalan-jalan agar pembukaannya bertambah. Maklum, katanya anak pertama akan membutuhkan bukaan yang lama untuk mencapai waktunya melahirkan. Dua jam berlalu, jalan kaki sepanjang arah puskesmas ternyata cukup melelahkan. Lelah nyeri dan lelah pegel kaki. Dicek lagi, alhamdulillah bertambah jadi bukaan 4 dan sudah mulai keluar flek. Maka diprediksilah bahwa akan lahiran malam hari atau mungkin…

  • Sastra dan seisinya

    Menanti Sebuah Kehadiran

    Ketika dia hadir, maka kamu akan dihadapi dua pilihan tentang cinta: menguatkanmu atau melemahkanmu. Hari ini tepat 5 agustus 2017, hari yang seharusnya dirimu hadir menjadi pewarna seisi rumah. Rupa rupi rasa penasaran orang-orang sekitar mulai menyelimuti. “Belum kerasa mules neng?” Begitu kata mereka. Dan aku, yang belum pernah tau bagaimana sensasi melahirkan, tetap tersenyum dan dengan jawaban yang sama,” masih betah di perut ibunya.” Walau sebenarnya ada rasa was-was dalam diriku. Karna aku harus memeriksakan kandungan lebih intensif sebab lewat tanggal hari perkilraan lahiran. Sambil kuelus-elus perutku dan menyapa dirinya,” Nak, kapan mau keluar? Ibu sudah tidak tau kalau periksa usg yang murah dimana lagi. Ketemu Ibu yuk, biar…

error: Content is protected !!