Cerita Sekolah,  Sastra dan seisinya

20 Mei

hai adik kecil..
tidak terasa ya kamu sekarang sudah besar. kupikir tubuhmu yang kecil itu menipu. bahkan hingga sekarang aku tetap memanggilmu adik kecil. banyak sekali hal-hal yang selalu mengingatkanku akan dirimu. bukan mulutmu yang besar seperti anak SD pada umumnya. justru kalau aku boleh jujur, aku sering sekali malu terhadap diriku sendiri. kamu memiliki sesuatu yang luar biasa dalam dirimu. kamu yang terus berproyek. kamu yang tak pernah mengenal lelah walaupun kemenangan dari setiap lomba jarang kamu dapatkan. tapi jiwa idealismemu benar-benar hebat. kamu sudah seperti anak besar saja.
sebenarnya aku tak yakin kamu paham dengan tulisan-tulisan ini. yah suatu saat nanti kamu akan memahami bahwa kata-kata ini hanya sebagian kecil saja yang dapat tertuang.
aku masih ingat saat aku tahu kamu datang ke dunia ini, itu tidak sesuai dengan harapanku karena aku ingin adik laki-laki. tapi ternyata aku salah. aku menyesal pernah berkata dan berpikiran seperti itu. setelah aku melihat wajahmu dan gerak gesit tanganmu, saat itu juga aku bersyukur kamu telah dilahirkan di keluarga ini. hadirmu akan menjadikan sebuah inspirasi bagi kakak-kakakmu. kamu dan semangatmu yang tak dapat kugambarkan secara pasti karena auramu sungguh besar adanya.
lagi-lagi kamu paling kecil diantara teman-teman sekelasmu. anggap saja kamu selalu berdiri di barisan nomor dua dari depan. dan sekarang aku ingin sampaikan sesuatu, “otakmu tidak seperti tubuhmu yang kecil. kau begitu indah dan menawan.”
banyak hal yang ingin kusampaikan padamu. kamu sudah seperti orang dewasa. apalagi ketika orang lain bertanya tentang impianmu. kamu mampu menjabarkannya dengan jelas dan rinci. bahkan hingga aku malu dan merasa kehilangan idealis.
aku rindu cerita-ceritamu di sekolah. aku rindu saat kamu bertanya soal-soal pelajaran. saat itulah aku merasa bahwa kamu akan lebih hebat dari kakak-kakakmu.
masih ingat saat ujian tahfidz terbuka? kamu yang tiba-tiba takut dan memintaku untuk tidak menunjukmu. untuk tidak menjatuhkan soal tahfidz padamu. dan kamu memohon dengan tangisanmu. tahukah kamu bahwa saat itu aku sangat takut. aku dan kakak-kakakmu berpikir sangat keras. antara ketakutan yang akan diperoleh atau rasa rasa percaya dirimu yang nanti akan tumbuh dengan indah. dan ternyata kamu dapat membuktikannya.
tahukah kamu bahwa saat itu juga aku ingin sekali menangis. melihatmu dengan berani membacakan lantunan ayat dari surat al-fajr. cara bacamu yang sangat menggemaskan membuatku ingat tentang dirimu yang gigih berusaha mengahafalkan surat demi surat.
kamu juga selalu sedih ketika kamu ditinggal sendiri, ketika imam sudah memulai takbirnya. atau kamu akan merasa kesal ketika kamu terlambat bangun shubuh karena akhirnya kamu harus merelakan itu dan melaksanakan sholat sendiri. dari kecil hingga sekarang kamu tidak berubah. kuharap ketika besar nanti kamu juga akan seperti itu. sholat tepat waktu dan tidak lepas dari sholat berjama’ah.
untuk bidadari kecil yang selalu menginspirasiku..
kamu..
adik kecilku..
Putri Aghniya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!