Sastra dan seisinya

Ada yang hilang

kupikir cinta itu penuh sensasi. cinta tak mudah didapat apalagi ditemukan.
kupikir yang ini berbeda. cinta yang memukau. mungkin jika aku tak mengenal cinta, aku bisa aaja tak seriang saat ini. bukan cinta antara adam dan hawa. namun cinta yang lebih indah, manisnya seperti coklat ditabur gula. ya cinta antara guru dan murid-muridnya.
kupikir hari itu adalah hari paling sendu yang pernah kualami. saat semuanya benar-benar redup. dan aku tak lagi memahami apakah ini benar atau tidak. apakah ini ujian atau aku memang harus belajar untuk lebih tabah. belajar merelakan karena di dunia ini tak ada yang abadi. dan aku percaya itu. hanya akhirat lah yang keabadiannya tak dapat diragukan.
saat itu aku mendapat kabar dari angin kalau kini aku harus bisa menerima. salah satu pahlawanku kini bergabung bersama orang-orang langit.
sekalipun aku menangis. membuang air mataku hingga habis. aku jatuh dalam laluku. mengingat semua warna yang pernah yang ada. merana dalam ketakutan. memojok dalam kesendirian. aku bersyukur karena aku telah mengenalmu. pernah bersuasah payah denganmu. pernah berbagi cerita denganmu.
ini memang bukan perpisahan yang kuinginkan. dan jujur saja, ada yang hilang. tak ada manusia yang menginginka hal ini. tapi aku sebagai muridmu, tak akan pernah putus asa. berjuang seperti dirimu yang selalu berjuang dalam kesulitan.
pejuang hidupku. pahlawan hidupku. terimakasih untuk semua warna yang telah diberikan untukku. aku muridmu yng dirindu. kuharap ini bukan perpisahan yang sesungguhnya.
sampai bertemu di jannahNya.
Sumedang, 7 Juni 2014
10.47 (UT+7)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!