Sastra dan seisinya

Pelaminan

siang ini. aku berada di ruangan yang kubilang penuh sekali. satu hal yang menarik dari “penuh” ini. semua terlihat bahagia. ada yang sedang makan, bercengkrama, berfoto, dan yang paling penting adalah sepasang merpati putih. kali ini duduk di sebuah tempat krusial. ya mungkin sebentar lagi atau suatu saat nanti aku juga akan merasakannya. disana. pelaminan.
kupikir capek duduk berlama-lama disana. atau berdiri untuk menyalami satu persatu para tamu undangan. apalagi dengan pakaiannya yang berat-menurutku. ya mungkin itu akan menjadi sebuah pakaian yang digunakan sekali dalam seumur hidup-kamu.
disanalah kamu akan mempertontonkan dirimu dan dirinya. sepasang tali kasih yang mungkin banyak membuat orang-orang disana cemburu.
itu sebuah konsekuensi. sebelumnya kamu sudah mengungkapkan janji-janji dimana arsy akan bergetar mendengarnya, bukan begitu?. dan sekarang kamu mempertontonkannya. ya ini memang sebuah konsekuensi yang harus kamu pegang.
ketika kamu sudah duduk di pelaminan, berarti kamu berani, untuk pertama kalinya-memberitahukan ke semua orang, penduduk langit dan bumi, bahwa kamu akan terus bersamanya. suka maupun duka. itu saja.
Padalarang, 22 Juni 2014
12.39 (UT+7)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!