Sastra dan seisinya

Kekuatan

langit abu. suhu beradu. gelap tak menentu. sekarang aku berada di tengah sunyi. sebuah kesenyapan yang akan membuatku banyak bertanya: seberapa besar kekuatan yang kumiliki?
kuat bukan berarti pertunjukkan fisik. disini akan kuberitahu sesuatu. untukmu: refleksi diri di penghujung ramadhan.
banyak sekali kata-kata yang sudah kudapat dan kubaca sebagai peringatan akhir pertemuan kita. tenang saja. aku sudah khatam. tapi maaf sekali lagi karena sampai detik ini-memikirkan dirimu-aku belum memahami maknanya. sedikit atau tidak sama sekali.
biarkan diri ini memilih bayangan. ada atau lenyap. tak peduli bagiku jika kamu tak ingin berhadapan dengan itu semua. karena pada kenyataannya, bayangan akan terus mengikutimu. entah ada cahaya atau tidak. entah ada air atau tidak. ragam caranya membentuk bayangan.
ramadhan telah pergi. aku yakin kamu tahu itu. dan sekarang sedang merayakan apa yang disebut hari kemenangan. dan kamu rela biarkan pergi begitu saja (?)
sahur, berbuka puasa, tilawah, apa hanya akan menjadi kenangan saja? menjadi angin lalu yang sama sekali tak membekas dalam dirimu?
mana malam-malammu yang selalu kamu hidupkan dengan suara indahnya ayat-ayat quran? malam-malammu yang selalu kamu hiasi dengan tangisan ampunan?
inilah kekuatan yang harus kamu miliki: istiqomah.
ya memang tak semudah mulut ini berucap. setidaknya kamu hanya harus melanjutkan apa yang sudah kamu lakukan selama hari-hari tameng di bulan suci. apapun yang kamu katakan itu baik.
iya sudah itu saja.
Jayapura, 27 Juli 2014
11.48 wit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!