Sastra dan seisinya

Senja dan Fajar

suatu hari senja hadir tanpa adanya tanda. ia datang bersama kumpulan awan gelap dan gemuruh suara tak beraturan. burung dengan sekejap bersembunyi dibalik pepohonan. kumbang, belalang, menanti dibawah ilalang. tak seperti biasanya senja seperti ini. mondar-mandir, meniup atau memanggil awan untuk menutupinya.

lalu fajar dari kejauhan menatap senja. walaupun (mungkin) senja tidak pernah menyadari tetapi begitulah fajar. ia akan terus memperhatikannya, menunggunya, meski harus dari kejauhan. ia yakin bahwa akan datang waktu yang tepat untuk bertemu antara senja dan fajar.

sedangkan matahari menyaksikan tingkah mereka berdua. kata matahari pada fajar, “biarkanlah senja. biarkanlah ia berpikir: merasakan betapa besarnya perjuangan. bukankah begitu seharusnya? tetap dalam penjagaannya untuk meraih suatu kemuliaan. percayalah kalian hanya butuh untuk saling menguatkan.”

dan diam-diam senja……

Jatinangor, 8 April 2015
12.15 WIB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!