Cerita di Sekitar Kita,  Cerita Langit,  Cerita Sekolah

Suasana GMT ’83 (Kala) itu

Gerhana matahari total saat itu ternyata masih memberikan bekas pada ingatan masyarakat Indonesia. Adanya unsur budaya dan cerita leluhur menjadikan fenomena gerhana layaknya peristiwa menyeramkan dan patut ditakuti. Tentunya kisah Batara Kala atau Kala Rau menjadi sosok monster yang ditakuti. Beragam cara dilakukan oleh masyarakat yang teguh dengan mitosnya seperti para orang tua yang harus membuat kegaduhan bunyi-bunyian dengan menabuh alat/benda/kentungan atau mengayunkan tumbukan padi. Sedangkan anak-anak harus bersembunyi karena dipercaya bahwa Kala akan menculik anak-anak.

Kebumen

Seperti yang dialami oleh nenek saya. Umurnya kini sudah 70-an walaupun kemampuan mengingat dan mendengarnya sudah mulai berkurang, ketika ditanya apa yang terjadi saat gerhana matahari total beliau menjawab,”peteng nduk.” singkat padat dan jelas.

Saya pun bertanya kembali,”terus pas gelap, ada kejadian aneh gitu gak nek?”

“oh kui, burung karo ayam podo meneng kabeh. Dikiro wes malem. Kabeh wong yo podo mlebu neng omah. Wedi nduk.”
”Loh emangnya ga ada sholat gerhana nek?”
”Yo ora enek. Wong kampung ora pati ngerti sholat ngunu kui.”

Percakapan singkat yang cukup menggambarkan kejadian saat itu. Tambahan cerita kejadian saat gerhana matahari total. Waktu itu Ibu saya tinggal bersama nenek saya ini. Ketika saya tanyakan perihal tersebut, Ibu berkata,”Ya Alloh Zif, sampai sekarang Ibu masih bisa ngerasain deg-deg annya pas gerhana matahari total. Udah gelap, sepi, wah pokoknya gaungan suara teriakan orang-orang disekitar masih keinget loh Zif. Waktu itu pada disuruh masuk rumah semua. Para orang tua harus menjaga anak-anaknya. Jaga-jaga katanya bakal terjadi hal yang menyeramkan saat gerhana. Takut kalau batara kala nyulik.”


Juwana

Masih terkait gerhana matahari total, saya tanyakan pula kepada Ayah yang lokasinya berbeda dengan nenek dan Ibu.

“Seinget ayah waktu itu ada himbauan untuk tidak melihat langsung ke matahari karena bisa merusak mata. Tapi karena penasaran, masyarakat akhirnya melihat gerhana melalui air yang ditaruh ember. Nah kalau disekolah, ada pembagian kacamata hitam dari bahan film. Saat itu pemerintah gencar melakukan sosialisasi melalui media televisi. Ayah inget itu lewat stasiun televisi TVRI karena belum ada TV swasta. Oh iya, masyarakat juga menyelenggarakan sholat gerhana.”


di tahun 2016, Gerhana Matahari Total (Kala) ini akan terjadi di beberapa titik seperti Bangka, Belitung, Balikpapan, Maluku, Ternate, dan beberapa kota lainnya. Sedangkan di Jawa masuk ke dalam zona Gerhana Matahari Sebagian.

Semoga kita bisa menyaksikan Kala di Indonesia tahun ini (09.03.16)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!