Cerita Sejarah,  Kisah Sahabat Nabi

Belajar sama Ahli Etnografi Muslimah

Pernah tau Malinowski? Iya, ilmuwan antropolog yang dikenal dengan kegiatan etnografnya. Beliau hadir dari Polandia di abad ke 18 dengan keluarga kaya dan keturunan bangsawan. Karya-karya dan teorinya dipakai hingga kini. Mungkin kamu yang menekuni antrpologi, tidak asing dengan namanya.

Sedangkan seribu tahun hijriah silam. Ada seorang perempuan yang lucu dan menyenangkan perangainya. Dia berasal dari keluarga bangsawan juga dan juga kaya tentunya. Tapi hartanya tidak lain hanya digunakan semata-mata untuk berdakwah di jalan Alloh swt. Dialah aisyah ra.

Menurutku, aisyah adalah seorang etnograf hebat muslimah di masa nya. Sejak dahulu sudah ada ilmuwan etnografi. Aisyah, sebagai ummul mukmin, ditakdirkan sebagai istri rasul sejak kecil. Dan sejak kecil aisyah diberi kecerdasan oleh Alloh dan ingatan yang tajam. Kalau kita baca-baca sejarahnya aisyah. Alloh kaish petunjuk mimpi ke Nabi Muhammad untuk menikahi aisyah, karena aisyah lah yang kelak mendokumentasikan semua kegiatan nabi, suaminya. Dan tidak hanya itu, dari ayat-ayat quran, ilmu faraidh, hukum gardu dan sunnah, syair, dan bahkan ilmu pengobatan sama aisyah dipelajari dan didokumentasikan. Termasuk adat budaya di masa itu.

Saking cerdasnya aisyah, dikatakan dalam hadits (al hakim dan majma’uz zawaa’id IX/245 oleh al haitsami); (al haitsimi berkata: hadits ini juga diriwayatkan oleh ath thabrani dengan rawi terpercaya) bahwa jika seandainya ilmu semua wanita disatukan, lalu dibandingkan dengan ilmu aisyah, tentulah ilmu aisyah lebih utama dibanding ilmu mereka.

Jadi aisyah, selain mengemban tugas sebagai pendamping rasul, dia juga rajin mendokumentasikan yang ada di sekelilingnya. Pun termasuk mempelajari ilmu-ilmu dalam quran dan hukum-hukum.

Lalu kita, istri nabi bukan, istri pemimpin umat bukan, terus kita masih bisa leyeh-leyeh main hape; nonton film. Segitu udah ngeluhnya banyak banget. Mau jadi apa anak-anak kita nanti. Kalau pingin anak-anaknya hebat, kita paling tidak belajar untuk ya paling tidak meminimalisir keluh kesah. Karena mau tidak mau kitalah teladan dan madrasah untuk anak-anak nanti. Dan kelak akan dilanjutkan ke cucu cicit kita.

Lembang 13 februari 2019

12.56 wib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!