Bersama
kamu terlalu banyak tahu tentang diriku.
ya sesaat aku terhenti. aku ingat akan banyak hal. kamu memang teman terdekat yang kupunya. banyak yang berkata bahwa aku dan kamu-bisa saja kita bersama suatu saat nanti.
barangkali mereka benar. dan ternyata aku berusaha untuk mengangguk setuju, membenarkan apa yang mereka katakan. ah sudahlah. sekalipun kita tidak berjodoh atau bahkan alam berkata lain. semoga saja aku menerimanya. dan memang itu yang seharusnya kulakukan bukan?
aku pernah mendengar kisah antara Ali dan Fatimah. jujur saja, aku masih belum dapat memahami pertemuan mereka. bagiku, itu terlalu indah untuk dijadikan sebuah novel. ah aku terlalu berandai-andai. menciptakan sebuah kemungkinan-kemungkinan yang belum pasti. mengapung atau melayang.
“Ali, apa yang kamu rasakan saat itu? kenapa kamu -ragu- untuk melamarnya? kenapa kamu tidak menyegerakan diri? apa kamu terlalu yakin untuk mendapatinya(?) …….”
bagaimana denganmu?
hei tak usahlah berpikir yang bukan-bukan. atau justru kamu saat ini sedang bersikeras-memikirkan pertanyaan yang baru saja kulontarkan. tenang saja. kita. aku dan kamu. pasti memiliki cerita sendiri. cerita yang bisa jadi terlalu indah untuk dirangkai menjadi sebuah novel.
untukmu- kamu yang mungkin saat ini sedang belajar. belajar bagaimana untuk terus menjadi pribadi yang baik. seperti aku.
Bandung, 22 Juni 2014
11.11 (UT+7)