Sastra dan seisinya

Tuan Merah

aku duduk terdiam di sebuah ruangan. kupikir hanya aku disini. tapi ternyata ada sosok lain yang tidak aku ketahui. tuan merah di dimensi berbeda.
barangkali aku terlalu bangga dengan perkataanku sendiri. atau aku terlalu membuat-buat-memaksakan agar ini tetap terjadi. sepertinya saat ini tuan merah sedang merayakan sebuah pesta. tertawa terbahak-bahak melihatku. aku akhirnya terjebak dalam lingkaran yang dia buat.
hai tuan merah!
apa boleh aku bertanya untuk memastikan sesuatu. jujur saja-wanita paling suka mengetahui sebuah kepastian. kamu terlalu jujur. menunjukkan kemenanganmu.
ah sepertinya memang begitu. kamu, tuan merah benar-benar berpesta. silakan lakukan semaumu. aku memang bodoh. kuucapkan selamat untukmu! selamat atas keberhasilanmu.
hai tuan merah!
sekalipun aku memang jahat. ada satu hal yang ingin kukatakan.
“maafkan aku, untuk sisi jahatku didalam benakku.”
Arcamanik, 20 Juni 2013
23.09 (UT+7)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!