Sastra dan seisinya

Sami'na wa Atho'na

aku bertanya,”mengapa aku-yang sampai sekarang masih tetap ingin dan bersikeras untuk dekat denganmu? dan mengapa harus kamu? kamu boleh bilang aku bodoh. namun kalaupun akhirnya kita ditakdirkan bertemu dan merajut kenangan bersama, bagiku itu adalah hadiah terindah karna akhirnya aku bisa menjadi makmum-kamu. sami’na wa atho’na.”
Sumedang, 14 Juni 2014
20.03 (UT+7)

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!