Kenang(an)
Tentang kenang(an). ada banyak hal yang harus dicermati dengan baik. saat dirimu dan diriku terpisahkan oleh jarak dan waktu. membiarkan dimensi kita berbeda. menyelinap, meninggalkan sisa-sisa yang mungkin sampai saat ini terus saja kubiarkan membekas. iya, itu kenang(an).
seminggu ini, menjadi hal yang teramat membosankan. semuanya berjalan seakan-akan diatur oleh mesin yang dengan bingalnya berputar tanpa henti. mesin dengan ritme yang sama. bukan do, re, ataupun mi yang menjadi indah jika dimainkan. bukan pula sajak kontemporer yang bebas menggunakan macam rima. iya dengan ritme yang sama membentuk sebuah rutinitas. tanpa getaran dan gelombang yang indah. entah itu oktaf yang sama ataupun sajak yang sama.
(aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa)
ketika membiarkan diri kita terserat dalam alunan rutinitas kadang kita tak sadar. saat kita terdiam karena jenuh dan bosan mungkin berpura-pura bahagia tak ada beban padahal pundak kita teramat lelah memikul ribuan ton rasa bosan dan jenuh. ya kita memang lupa bahwa ada yang tetap mengingatkan kita dengannya. kenang(an).
“kamu tahu mengapa aku senang sekali mengungkit-ungkit perihal kenang(an)?”
“apapun kenang(an) itu, saat kuberikan sedikit waktu sebagai ramuannya maka akan menghilangkan rasa jenuh dan bosanku. aku yakin kamu juga akan merasakan hal yang sama. karena kenang(an) + waktu menjadi sangat indah.”
“bagaimana jika kenang(an) itu meninggalkan bekas luka?”
“bukankah indah tidak hanya berasal dari kenang(an) yang indah?”
“mengapa balik bertanya?”
“indah bukan hanya saat kenang(an) itu ketika aku bersama keluarga, bersama sanak saudara, atau mungkin saat kebersamaan antara adam dan hawa. bagiku definisi indah itu sangatlah luas tergantung bagaimana perspektif orang yang memandangnya. indah itu saat aku teringat akan banyak hal. saat kenang(an) + waktu terlintas dalam bayang. ramuan waktu yang membuatku berpikir ulang. mengingat-ingat saat itu. sekalipun kenang(an) itu buruk, ketika aku membiarkan waktu menambahkannya (lagi), akan menjadi berbeda hasilnya. iya tak perlu kujelaskan. biar ini menjadi tanda tanya (?) untukmu. kupikir kamu perlu mencobanya. bagaimana? jika sudah, beritahu saja. aku siap mendengarkannya.”
Jatinangor, 20 September 2014
08.00 (UT+7)