• Cerita Ibu Anak,  Sastra dan seisinya

    Si Sulung

    tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu -Sapardi Djodo Damono Kalau dari puisi Hujan di Hulan Juni, sesorang yang sangat bijak membiarkan cintanya dalam diam. tak ada yang lebih bijak dari tumbuhnya si Sulung. Dibuatnya jejak-jejak kakinya yang semakin tangguh di jalan ibundanya -Mamak Muda baru punya anak Kalau dari ini, ada si Sulung yang sangat bijak membiarkan dirinya menjadi lebih tangguh bersama ibundanya yang baru saja belajar memulai dari 0. Belajar sama si Sulung.. Dimana pelajaran kesabaran didapat darinya, Dimana perekonomian yang masih titik mula dan ia ikut merasakannya, Dimana ilmu penstabilan emosi ditata olehnya, Dimana rantai komunikasi ia…

  • Cerita Ibu Anak

    Dialy Jombs and Moms

    Masih ingat dulu ketika masih asik ngejomblo, hal yang tanpa sadar paling banyak dilakuin adalah galau. Iya galau nya karena kangen sama si doi. Entah itu nunggu kabar doi, chat atau telpon doi, ngeliatin update-an status doi, apa aja deh yang berhubungan ama doi. Ga usah dipungkiri, kayaknya hampir semua pemuda a.k.a jomblo, pernah ngalamin ini. Apalagi yang namanya kaum hawa, kalau udah galau, ribet deh semua urusan. Dari yang mager ga mau makan, mager ga mau kuliah, sampe mager ga mau ngomong juga ada. Asli, saya salah satu pelakunya dan juga beberapa kali jadi korban dari keribetan galaunya kaum hawa di kos-kosan saya. Sekarang, semenjak saya memutuskan untuk mengakhiri…

  • Sastra dan seisinya

    Surau Suara Ramadhan

    Di surau, Ada seorang perempuan dengan segala kekhawatirannya, kesedihannya, kerapuhannya, kelemahannya, menembus penjuru sudut. Suara gemuruh layaknya tangis dan pekikan jerit hati menyelimuti seluruh dirinya. Basah sudah dalam tubuhnya. Mengingat hari perhari yang telah dilalui setelah ternobatkan menjadi seorang Ibu. Baginya: “aku belum bisa tangguh sebagai Ibu. Mungkin akulah ibu yang buruk. Tak ada kasih dan juga sayang. Tak mengasihi ataupula dikasihi.” Di Surau Suara, Tak ada tempat yang mampu mendengar suaraku kecuali di surau ini. Surau langit sendu dan rintikan hujan yang ikut menghamburkan suara-suaraku. Lompatan dan jurang yang kulalui bersama malaikat kecil dan juga pendamping hidup, mungkin apa yang kualami baginya sekadar remeh temeh. Suara tak penting yang…

  • Sastra dan seisinya

    Ibu dan malaikatnya

    “Bagaimana jika suatu saat nanti, ditengah Aku menyerah?” “Maksudnya?” “Ya menyerah menjadi seorang Ibu.” “Gapapa. Nabi juga ga melarang. Boleh, asal ga lama-lama.” Seketika sendu membayangkan kehidupan menjadi seorang Ibu yang mungkin kelak akan banyak ragam deru yang menyertai. “Tenang aja sayang. Kita hadapi dulu yang sekarang ada di hadapan kita. Kita akan jalan bersama.” Sebulan, duabulan, tigabulan, perlahan aku mengenal apa yang disebut sebagaimana suka dukanya mengurus anak. Dari menyusui, mengganti popok, menimang-nimang, hingga memandikan, masing-masing ada lelah batinnya sendiri. Sampai mungkin di masa aku mampu menstabilkan emosi pikiran dan juga batin, ada kejutan selanjutnya yang Alloh berikan padaku. Kehadiran calon penghuni keempat yang sedang berjuang tumbuh sehat pada…

  • Cerita Ibu Anak

    Nduk,

    Nduk, adanya kamu di dunia ini, memberitahukan bukne-mu sesuatu. Bahwa banyak hal yang mengubah seisi rumah ini, terutama tentang pakne-mu. Nduk, kamu sekarang sudah menjadi tempat pelarian pakne dan buknemu untuk berbagi cerita. Apalagi paknemu. Seandainya kami tau, pakne-mu yang pendiam itu, tetiba ada saja perkataan yang terlontar jika bersama denganmu. Taukah kamu nduk, setiap kali meneropong langit, pakne selalu saja berceloteh,”cincin buknemu itu ada di langit. Tuh tuh liat, cincin buknemu ada di planet Saturnus.” Atau semisal paknemu melihatmu menangis, pasti perkataan ini keluar,”kenapa nduk, mau mimik iya? bukne bukne, aku mau mimik.” Belum lagi kalau nangisnya makin panjang,”haduh nduk jangan suka tiru-tiru buknemu yang suka nangis ya.”  Sedangkan bukne-mu…

  • Cerita Ibu Anak

    Tentang Kesabaran

    “Sabar itu tidak mudah”. Begitu kata orang-orang. Dan aku hanya sekadar meng-iyakan.  Sejak kehidupan baru kumulai, aku perlahan berkenalan dengan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kualami. Contohnya bersabar. Kufikir, sabar hanya sekadar menunggu pengumuman penerimaan mahasiswa baru. Atau ya pahit-pahitnya kurang lebih sekadar menunggu dosen pembimbing skripsi yang bolak-bolak ngasih revisian dan tak lekas meluluskan mahasiswanya. Ternyata hal itu tepat untuk sebuah ungkapan ‘sekadar’.  Tentang kesabaran. Ada seseorang yang membuatku belajar bagaimana cara kerja sabar. Meski, mungkin saat ini aku baru sampai pada tahap selangkah menuju sabar. Darinya, selalu ada sabar didalam cinta. Pada cinta, ada sabar yang menyertai. Saat menanti sebuah kedatangan, menunggu sebuah kepastian, hingga membuktikan sebuah janji-…

error: Content is protected !!