Angin dan Rumput (2)
“siapa bilang aku sakit?” begitu katamu.
aku adalah angin. sesuatu yang tidak pantas dianggap keberadaannya. jujur saja, mungkin dunia ini hanya akan membahas tentang dirimu dan dirimu. bagiku itu sudah cukup. karena segala yang kutahu tentang alam dan seisinya adalah tentangmu. sekalipun terkadang ada perasaan iri yang mengganjal, tapi ini bukanlah alasan bagiku untuk tidak memikirkan segala hal tentang dirimu.
ah andai saja kamu tahu. selama ini saat kamu menganggapku hanya sekadar lewat tanpa ada sapa sedikit pun, sejujurnya itu adalah rahasia. semacam sebuah cara (mungkin) agar kamu tanpa sadar akhirnya bertanya-tanya: tentang keberadaanku.
aku sebagai angin. selalu ada disekitarmu. selalu ada disampingmu saat kamu membutuhkan sandaran, selalu ada dibelakangmu saat kamu butuh dorongan, dan selalu ada didepanmu saat kamu butuh dukungan. semua tentang kamu. aku tahu kapan kamu sakit, kapan kamu sedih, kapan kamu membiarkan air matamu terlepas begitu saja, tapi itu yang kusuka darimu. kepolosanmu memaknai tentang apa itu menangis. kepolosanmu memknai ketegaran dan kebahagiaan walau itu harus menjatuhkan air mata.
aku adalah angin. dan akan selalu menjadi angin. (mungkin) kamu tidak lagi menganggap keberadaanku. tapi bolehkah aku? membiarkan diriku berada didekatmu? karena bagiku perhiasan di dunia ini hanyalah tentang dirimu.
Jatinangor, 13 Oktober 2014
09.43 (UT+7)