Sastra dan seisinya

Matahariku

kesana-kesini, mondar-mandir, dan wara wiri. ternyata diam-diam aku mengagumimu.

fajar menyingsing dan matahari pun datang. ibu memang seperti matahari. setiap hari selalu berhasil menyinari seluruh isi bumi. belum ada perempuan lain yang kugami selain besarnya kekagumanku terhadap ibu. apalagi jika anaknya banyak, suka rewel, banyak tingkah, ketawa-ketiwi, dan tiap kali berkumpul melulu dibuatnya rumah yang seperti kapal dihempas ombak. waaaaahh!

pagi-pagi harus bangun lebih pagi dari yang lainnya. shalat malam dan setelah usai, ibu harus usrek di dapur. lihat, ibu juga tidak pernah lelah membangunkan anak-anaknya yang sulit sekali dibangunkan untuk sholat malam. aduhai, bagaimana mungkin aku tidak betah di rumah? setidaknya setiap sholat malam, rumah ini menjadi hidup dan terang.

karena ada ibu, rumah pun menjadi berwarna. cat tembok saja tidak bisa kalau satu warna, mungkin begitu sifat umum pada perempuan. suka dengan yang berwarna. rumah diisi dengan bermacam jenis barang. jika kamu penasaran, coba sesekali mampir ke rumah dan lihat seperti apa desain interior di rumah. dari barang-barang untuk anak bayi sampai yang sudah tua. sudah seperti taman bermain. padahal kupikir rumah ini tidak luas, halaman depan saja tidak ada begitu juga dengan halaman belakang yang berhimpitan langsung dengan sawah.

dirimu memang matahari hidup kita: ayah, adik-adik, dan aku. dalam satu waktu, ibu bisa menyelesaikan banyak pekerjaan. memasak, mencuci, menjemur, dan lain sebagainya. belum hal-hal lainnya, mengurusi ikan, tumbuhan, kerjaan, dan ahh masih banyak. aku sampai tidak mampu mendeskripsikannya satu persatu.

aku perempuan. begitu juga dengan (mungkin) dirimu yang sedang membaca ini juga kelak menjadi seorang ibu. perempuan mampu melakukan banyak hal. Alloh memang begitu baik, hingga kaum perempuan dianugerahkan dengan kekuatannya yang besar: fokus yang bercabang. perempuan tidak akan menganggap bahwa itu beban. pada hakikatnya, ini dan itu : semuanya sudah menjadi tanggung jawab. terutama seorang ibu, matahari hidupku dan juga hidupmu.

 

“Tulisan ini disertakan dalam kegiatan Nulis Bareng Ibu. Tulisan lainnya dapat diakses di websitehttp://nulisbarengibu.com” 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!