Sebentar Saja
Sepertinya sudah banyak cerita di semester ini. cerita tentang kebahagiaan, kesedihan, kemurungan, atau mungkin kekejaman. mungkin banyak yang bilang kalau sekarang adalah saatnya kita merasakan kejamnya orang-orang sekitar. tekanan terus berdatangan. sekalipun itu dri teman sendiri. yah, terlihat jelas dari raut wajah masing-masing dari kita. ada yang lingkar hitam bawah mata semakin luas, bibr memucat, kulit mengering, dan kelopak mata yang selalu berusaha memejamkan mata-menutup dunia luar.
aku dan kamu: kita sama. bukankah begitu?
ini yang disebut dengan lelah. kita semua sama-sama lelah karena jenuh. seketika dirimu yang lemah lembut berubah jadi bringas. atau mungkin aku yang tegar dan kuat tiba-tiba berubah menjadi terlalu sensitif seakan-akan semuanya adalah sebuah keselahan. mengobrak-abrik kata dan makna. menginjak-injak untaian manis. menjilat dari belakang.
sekarang semakin terlihat jelas. inikah diri kita yang sesungguhnya?
“haha.” aku ingin sekali tertawa.
lihat, sudah banyak yang ngelantur. ada cerita tentang kesehatan: yang akhirnya mimisan setelah sekian lama tak pernah mengalaminya atau demam di setiap weekend. cerita tentang catatan kuliah: belajar memboloskan diri. telat dua jam dan masih berani masuk kuliah, di-sms dosen karena salah penyebutan nama. cerita tentang kisah silam: pengabdian sebagai mehasiswi ekstrim. cerita tentang masa depan: yang menjadikan pernikahan sebagai puncak keinginannya di semester ini. katanya sih daripada mengerjakan tugas-tugas akademik lebih baik mempersiapkan diri sebagai istri sholihah. haduuuh, benar-benar.
kadang lucu. kadang sebal. kadang setiap perbuatan ingin sekali dibuali dengan air mata.
iya, kupikir kita butuh jeda. selang waktu di tiap rutinitas kita. antara aku dan tugas-tugasku, antara aku dan pekerjaanku, antara aku dan sekelumat pikiranku, dan juga antara aku dan kamu.
kita memang butuh jeda.
percayalah, sebentar saja.
Jatinangor, 19 Oktober 2014
21.48 (UT+7)