Sastra dan seisinya
Experiences, feels, i describe with prose
-
Semesta Punya Cara
tentang pribadi yang selalu ingin menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. katanya, kita ini hidup cukup untuk menjadi sebaik-baiknya manusia. bukankah begitu? Akhir-akhir ini rupanya semesta punya caranya sendiri. Ia menyapaku seolah-olah aku melihatnya. Ia memanggilku seolah-olah aku mendengarnya. Mungkin otak ini sedang gelut dan hati ikut beradu. Aku, kenapa jadi begini? Aku hanya ingin bahagia. Sesekali mengedepankan ego-ku. Berkali-kali Aku harus bersandiwara untuk tidak peduli dan pada akhirnya…. Aku menyerah! Kubiarkan kaki melangkah menuju air. Kuambil wudhu-katanya air wudhu adalah peredam. Kudirikan sholat dan kemudian berdoa: “Tuhanku, Aku hanya ingin menjadi sebaik-baiknya manusia. Maka jadikanlah aku pribadi yang bahagia. Karena ketika orang disekitarku merasa kesulitan, setidaknya Aku mampu…
-
Tentang Lingkaran
Pernah mendengar tentang filosofi lingkaran? dalam ungkapan Sunda, lingkaran bermakna “niat kudu buleud” (niat harus bulat). Niat berkaitan dengan keteguhan sikap, keyakinan serta kepercayaan. dan kini aku ingin seperti lingkaran itu. tidak diam, tidak menunda-nunda namun tidak pula tergesa-gesa. aku akan berusaha mewujudkan niat baikku. tidak sekadar niat yang dihumbar dengan percuma-walaupun aku tahu tidak ada niat yang percuma. aku hanya ingin jujur….. “Niatku sudah bulat Yah. Iya, seperti lingkaran ini.” Jatinangor, 5 November 2015 19.45 wib
-
Percakapan Sunyi
ada saat dimana kita berada dalam sunyi, menyelami alam pikiran, menggali jauh, memperhatikan orang sekitar, hingga akhirnya bercermin pada diri. aku ingat betul, ketika itu kita berada di keramaian. orang bercuap-cuap memamerkan keadaan. bunyi klontang-klanting dimana-mana. dan kamu menjadikan suasana itu menjadi sunyi dalam sekejap. “mungkin enak ya jika aku mengalami hijrah. bias merasakan bagaimana hati meminta kita untuk belajar tentang agama kita. berhijab yang baik, memahami dengan rinci setiap langkah-langkah kebaikan yang kita ambil.” begitu katamu dengan suara lirih. “maksudmu?”aku bertanya ragu. “ya gitu deh.”jawabmu ikut ragu. “aku juga begitu.”lanjutku. “aku juga instan kok. sekolah pakai jilbab. liat teman pakai rok, juga jadi pingin ikut pakai rok. dikasih pelajaran…
-
Tulis (n;v)
Menulis bukan sekadar tentang membeberkan perasaan merah jambunya, meluapkan emosi maupun menumpahkan kesedihan. tetapi lebih dari itu. menulis adalah salah satu bentuk gerakan. ia menggerakkan otaknya untuk bekerja, menggerakkan jari-jarinya agar tidak lemah, dan semacam menggerakkan seluruh jiwa raganya untuk menghadirkan ‘aura’. Lalu penulis pada dasarnya ahli hipnotis. Ia hipnotis pembacanya untuk ikut merasakan apa yang dirasakannya dan menyadarkan bahwa tulisan tercipta karena dilahirkan: entah dari peristiwa yang memang nyata adanya atau berharap agar menjadi nyata keberadaannya. Bagiku, penulis adalah seorang pemberani. Baiklah, kalau kamu tidak setuju tidak apa-apa, itu bukan urusanku. Solo, 12 Oktober 2015 23.36 wib
-
Sekilas Tentang Jumat
Tentang Jumat yang banyak sekali orang berbahagia karena kedatangannya. Katanya, kalau Jumat sudah datang maka esok adalah hari libur atau mungkin secara emosional ketika Jumat tiba maka pasti ada kebahagiaan. Yang kutahu bahwa hari ini terasa singkat, aktivitasku tidak terlalu banyak, pulang cepat, dan yang paling penting di hari inilah aku bisa melihat banyak lelaki tampan: berbondong-bondong melangkah menuju masjid; wajah basah terbasuh air wudhu; dan memakai koko rapih. Apakah hari Jumat akan menjadi hari bahagia untuk kita? -dan kamu mengangguk setuju-
-
Sudahlah, abaikan saja!
Dunia ini memang fana. Ia jadikan manusia gerogoti waktu demi waktu. lari kesana-kesini, berjalan mondar-mondar, putar balikkan perasaan, bermain hati, sungguh banyak hingga tak tega menyebutkannya satu persatu. Lalu aku ini siapa? Manusia yang berhak mengeluh? berhak cemburu? Sudahlah, abaikan saja! Ketika sedih, aku bersinar bagaikan bintang pagi. Ketika patah hati, hakekatku justru tersingkap sendiri. Ketika aku diam dan tenang seperti bumi, tangisku bagaikan guntur yang menggigilkan surga di langit tertinggi. Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan perasaan hampa dan ketakutan. Namun, janganlah tergesa melarikan diri dari kenyataan pahit ini dengan pergi berdoa atau membaca kitab suci. Lepaskan semua tindakan mekanis yang berasal ketaksadaran diri. Biarkan keindahan Sang Kekasih…
-
Pada Mulanya
Pada mulanya kita adalah sosok yang tidak pernah mengenal. tidak ingin peduli, tidak juga ingin mengetahui. aku jauh disini begitu juga dengan kamu. kita tidak tau bagaimana cara untuk memulai. seakan-akan halaman buku yang bernama perasaan tersusun secara tidak beraturan, bercampur aduk, dan semrawut. ‘ah aku semakin sulit untuk mendefinisikan arti semrawut’ Pada mulanya aku adalah sosok yang paling suka mengabaikan hal-hal dari yang sepele hingga rumit sekalipun. aku akan menjadi perempuan jutek nomor satu jika dihadapkan dengan seseorang yang mulai mendekat: semacam ingin membuat buku bersama mungkin (?). dan aku selalu berhasil membuat mereka lelah. Pada mulanya kamu adalah sosok yang pandai sekali bercerita. semua yang ada pada dirimu selalu berhasil menghipnotis banyak…
-
Bintang Itu
Tidak peduli apa dan bagaimana bentuk bintang: segilima, segienam, segitujuh, atau lebih dariitu-tak beraturan; kamu tetap saja hadir bersama bintang. Sama seperti saat aku membaca surat bintang (an-najm), kamu ada disana. Azifatil azifah.
-
Sunflower
Suatu hari matahari bilang padaku bahwa akan datang seseorang yang dengan senang hati menatapmu, menguatkanmu, mempercayaimu, dan mengabaikan bayang gelapmu. Sehingga tanpa basa-basi, dirimu pun akan melakukan hal yang sama padanya. Iya seperti bunga matahari, sekalipun terik menyengat dan menyakitkan, ia akan setia: bersungguh-sungguh pada mataharinya
-
Kamu Pernah (?)
Kamu pernah merasakan ketika sejuta kata yang telah kamu kumpulkan, seketika terangkai menjadi kumpulan kalimat tak beraturan? Ketika gumpalan prasangka menyelinap disetiap tidurmu? Ketika cemburu, khawatir, dan rasa bersalah hadir lewat didepanmu dengan lagak angkuhnya? Pernah? Kamu pernah merasakan betapa keras usahamu untuk menyusun sejuta kata tersebut hingga tersusun menjadi kalimat-kalimat yang indah? mengusir gumpalan prasangkamu, kau sapu lalu kau buang jauh-jauh dari kamarmu? membungkus cemburumu, khawatirmu, dan rasa bersalahmu: diinjak-injak, diremas-remas, dan dibakar habis bahkan tidak ada abu yang tertinggal? Pernah? Bagaimana jika kesemuanya itu akan hadir lagi: menghantuimu hingga tidurmu menjadi mimpi burukmu? Lalu apa yang akan kamu lakukan? Manusia memang suka membuat ceritanya sendiri. Membesar-membesarkannya, mengeditnya, memberikan…
-
Fajar dan Senja (2)
Sudah hari ke duapuluh satu sejak pertama kali orang-orang beramai menyambut kedatangannya. Mempersiapkan diri di waktu fajar. Melepaskan dahaga di waktu senja. Fajar. Hari ini ia biarkan semburat putih langit menjadi merah kekuningan. Langit sungguh menawan. Di ujung lautan lepas pada akhirnya mentari datang. Burung memunculkan dirinya. Bersiap untuk menyambut sang mentari. Semua bertepuk tangan. Fajar pun pergi menunggu kehadiran senja. Senja. Sejenak terhenti. Hari ini ia biarkan langit biru menjadi merah, kuning, ungu, ah apapun itu kupikir akan selalu merona. Ia biarkan ragam kegelisahan pergi. Begitu pula senja yang akan pergi setelahnya, menunggu kehadiran fajar. Maaf pada akhirnya aku telah membuatmu menunggu. (atau) Terimakasih pada akhirnya kita sama-sama menunggu:…
-
Rindu
Apa yang disebut sebagai rindu menjadi semakin tidak karuan. Diam-diam ia tanpa izin: menyelinap dalam lamunan, terbayang disetiap kegiatan hingga menjajah mimpi #lailqadr