• Cerita di Sekitar Kita,  Sastra dan seisinya

    Gemuruh Rindu

    titik-titik rindu mulai bergemuruh di langit-langit. mata tak lagi mampu dipejamkan. begitu juga layaknya nafas tak lagi mampu berhembus seperti biasanya. kali ini ia akan terhenti untuk sekejap. jadi ini yang dinamakan taman surga. ada getaran yang benar-benar tak bisa kujelaskan dengan baik. seketika terdiam dan menatap ke arahnya: tatapan tajam. “Assalaamu’alaika ya Nabiiy” kami datang wahai nabiku. kami disini menemuimu. Duhai Nabiku, kini umatmu beramai-ramai mengunjungimu. melihat senyummu yang begitu menyejukkan. dirimu pasti bahagia bukan disana? dirimu dikelilingi aroma surgawi sudah pasti indah bukan? Wahai Nabiku, inilah umatmu yang kau sebut-sebut di akhir hayatmu. umatmu yang masih saja kau tanyakan keselamatannya saat kau hampir pergi. kau, mengapa begitu memikirkan…

  • Cerita di Sekitar Kita,  Cerita Sejarah,  Sastra dan seisinya

    Maka Ucapkanlah

    Penyebutan setiap kata dan nama-nama manusia ditinggalkan di tempat ini. permohonan ampunan tertancap di pilar-piran bangunan. sedangkan langit menyaksikan segalanya serta merpati menjadi perantara diantara kita. “Dek, jikalau hati merintih dan meminta kepada Sang Maha Romantis, jangan biarkan hanya hati yang tahu. tahukah kamu bahwa lisan juga ingin bergerak dan telinga juga ingin mendengar: menjadi saksi pengucapan doa kita. maka ucapkanlah. serta tengadahkan tanganmu, karena diam-diam ia pun ingin ikut menjadi saksi doa kita.” kisah di subuh ini. untuk adikku. dan kaum muslimin sekalian. Masjidil haram, 26 Desember 2014

  • Cerita di Sekitar Kita,  Sastra dan seisinya

    Tersimpan

    Ternyata begini rasanya mencampur adukkan antara hati dan fikiran. disaat emosi berkecamuk, langit seketika menjadi kelam. kicau burung menekik, menjadikan malam semakin mencekik. beginikah cara kerja hati? ataukah ini rencana fikiran? cukuplah diam dan perlahan pergi layaknya merpati surga menyambut senja. disinilah kita berada. menyimpan hati dan fikiran bersama aroma bunga dari mata air surga. di kota yang mulia. Makkah Mukarromah, 25 Desember 2014

  • Sastra dan seisinya

    Sayap Merpati Putih

    sayap sayap merpati putih kini begitu lebar. putihnya mampu menutupi bayangan gelap yang dimiliki banyak orang. aku tak tahu harus memulainya darimana. aku pun juga tak mengerti sebenarnya apa yang saat ini sedang kurasakan. sakitkah? bencikah? atau cemburu? mengapa hal ini terjadi begitu cepat. aku baru saja mengenalmu dan kamu baru saja berhasil membuatku terbang layaknya merpati putih. untuk apa kamu selalu jujur dihadapanku jika pada akhirnya kejujuranmu itu membuatku terluka? Ah, kenyataan itu memang menyakitkan. mungkin lebih baik jika kugunakan sayap ini untuk pergi dan terbang: lari dari dunia yang penat. Jakarta, 21 Desember 2014

  • Sastra dan seisinya

    Bersama Hujan

    ada titik air yang datang bersama angin membawakan kisah antara aku dan dirimu. sekalipun hujan datang dan terus menghatam, ternyata hal itu bukanlah menjadi alasan bagimu untuk selalu ada disampingku. ragamu mungkin memang tidak selalu hadir, tapi bayangmu selalu saja terlintas dalam molekul-molekul udara. ini bukan tentang seorang adam. lebih tepatnya seseorang yang selalu ‘ada’ suka maupun duka. kamu yang seringkali kuacuhkan, seringkali kulemparkan wajah masam, seringkali kubalas dengan ketus, kamu tetap saja menanyakan kabarku. kamu bawakan bebanku bersama hujan. kamu selalu saja mengerti apa yang sedang kurasakan. walaupun aku tak berkata, kamu tahu betul bahwa aku sedang sakit: terjatuh, terteduh, atau bahkan merindu. kamu datang bagaikan hujan sore tadi.…

  • Sastra dan seisinya

    Para Pejuang

    bukan sampai disini akhirnya. bukan tentang perjuangan namanya bila kita putuskan untuk berhenti. kupikir ini akan menarik jika dirajut menjadi sebuah kisah. masa-masa saat kita untuk pertama kalinya berada dalam kegundahan yang amat-sangat menyayat. apa benar begitu? jujur, hingga detik ini pun aku masih bertanya-tanya. mungkin fikirmu ini adalah sebuah paksaan. hal diluar batas ideologimu. memang bisa saja dikatakan ya, bisa juga tidak. kadang idealisme mampu mengalahkan faktor-faktor lainnya. bagaimana? mau diabaikan? ah, hidup ini tidak semudah yang dibayangkan kawan. kebersamaan kita untuk ‘memajukan’ tidak patut dihina-hinakan. ini kerja keras kita.  apapun hasilnya, dapatkah kita merasakan nikmatnya proses? ini yang seharusnya dituju. inilah yang semestinya kita dapatkan. pahit manis itu sesasinya bukan? sekalipun suara-suara…

  • Sastra dan seisinya

    Bagaimana mungkin aku menjauhiMu?

    sembari melihat birunya langit dan ragam bentuk indahnya awan, terfikir olehku sesuatu. ternyata kehidupan menjadi seorang mahasiswa tidak semudah yang kubayangkan. tidak melulu belajar menatap buku atau bermalam dengan laptop untuk mengerjakan tugas. replika ini sangatlah unik. liku-liku yang dilalui tidak semua orang mampu merasakannya. kalau aku boleh bilang, ini hanya untuk orang-orang terpilih saja. benarkah begitu? ah, sudah hampir 5 semester aku berada disini. jauh dari keluarga, jauh dari kebiasaan, dan kini mulai terbiasa dengan apa yang disebut dunia ‘baru’. cukup menyenangkan memang, tapi lebih menyenangkan lagi saat liku-liku kini benar-benar membuat dunia kuliahku: komplit. sering sekali berpikir yang tidak-tidak. apalagi saat semuanya jenuh dan istilahnya ‘bosan dengan penat’…

  • Sastra dan seisinya

    Masih Mau disampingku?

    jika kita diibaratkan bagai sepasang sepatu, mungkin aku adalah pasangan yang paling tidak cocok untukmu. jika kita diibaratkan seperti putih dan hitam, aku akan lebih emilih hitam karena mungkin itu yang pantas bagiku. jika kita sama-sama manusia maka aku adalah manusia yang jahat, kejam, dan….. Ah, sudahlah lebih baik kamu abaikan saja orang sepertiku ini. saat langit benar-benar sendu seperti apa yang kurasakan akhir-akhir ini, hanya ada cerita hati yang membuncah, bias, dan tak makna. bahkan katanya, saat itu tak ada lagi yang mengenaliku. terombang-ambing, goyah, rapuh, dan akhirnya hancur berkeping-keping. jujur saja: aku benci mengatakannya. sudah sepantasnya kamu menjauhiku dan meninggalkanku pergi, sendiri. kamu terlalu sabar menghadapi setiap tingkah…

  • Sastra dan seisinya

    Hujan

    Hujan akan membawa pergi jejak kenangan kita. melepaskan cerita rindu diantara kita. mengisahkan luapan-luapan arti dalam hari. semakin aku berteriak kencang, maka langit akan ikut terguncang. menjatuhkan titik air, bertubi-tubi. amat lebat. ada apa dengan hujan? melihat dentuman rasa dalam diri. aku hanyut dibuat olehmu. “ini saat terbaik untuk mengadu”, pikirku. aku tengadahkan tangan. tundukkan kepala. keluarkan semua keluhan. Tuhan tanpa diriMu, siapalah aku? Jatinangor, 5 desember 2014

error: Content is protected !!