• Cerita Makhluk Hidup

    Sajak Epik: Etnobiologi Pahlawan Konservasi

    Saat ini dunia sedang disibukkan dengan persaingan antar negara. Masuknya era globalisasi telah menuntut negara-negara dalam memajukan pembangunan khususnya ekonomi. Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung pada akhirnya akan memberikan dampak yang besar bagi kelangsungan hidup organisme. Walaupun hakikatnya manusia sangat mudah beradaptasi namun hal ini tidak mudah bagi makhluk hidup lainnya seperti flora dan fauna. Pembangunan besar-besaran menyebabkan hilangnya habitat flora maupun fauna sehingga keberadaannya pun dipertanyakan. Salah satu negara yang ikut berpartisipasi adalah Indonesia. Indonesia merupakan negara kaya akan budaya. Lebih dari 1100 suku budaya bangsa dapat ditemukan di Indonesia. Tiap suku memiliki pengetahuan lokal yang telah diberikan secara turun temurun dari leluhurnya. Pengetahuan tentang perlindungan, pelestarian,…

  • Cerita di Sekitar Kita,  Cerita Langit,  Cerita Sekolah

    Suasana GMT ’83 (Kala) itu

    Gerhana matahari total saat itu ternyata masih memberikan bekas pada ingatan masyarakat Indonesia. Adanya unsur budaya dan cerita leluhur menjadikan fenomena gerhana layaknya peristiwa menyeramkan dan patut ditakuti. Tentunya kisah Batara Kala atau Kala Rau menjadi sosok monster yang ditakuti. Beragam cara dilakukan oleh masyarakat yang teguh dengan mitosnya seperti para orang tua yang harus membuat kegaduhan bunyi-bunyian dengan menabuh alat/benda/kentungan atau mengayunkan tumbukan padi. Sedangkan anak-anak harus bersembunyi karena dipercaya bahwa Kala akan menculik anak-anak. Kebumen Seperti yang dialami oleh nenek saya. Umurnya kini sudah 70-an walaupun kemampuan mengingat dan mendengarnya sudah mulai berkurang, ketika ditanya apa yang terjadi saat gerhana matahari total beliau menjawab,”peteng nduk.” singkat padat dan jelas.…

  • Sastra dan seisinya

    Kepada Waktu yang Terus Berjalan

    Saya, manusia yang belum beberapa lama menginjak umur 21, ingin sekali berteriak mengeluh kesahkan: Tuhan, tolong hentikan waktu untuk sekejap! Sedetik itu berharga. Seberharga kita memikirkan apa yang akan kita lakukan, bagaimana masa depan, mengapa hidup, dan untuk apa waktu dibiarkan terus berjalan. Mungkin seandainya saya mampu memperbudak waktu, kubiarkan sehari lebih dari 24 jam. Karna ternyata, baru kali ini pula, saya benar-benar merasakan bahwa, waktu yang terus berjalan menyebabkan degup jantung tak karuan rasanya. “Dag dig dug, kenapa jadi deg-deg an? Apa ini yang disebut kegelisahan mahasiswa tingkat akhir?”, batin saya. Kepada waktu yang terus berjalan, semoga kau tidak terburu-buru dan berlari meninggalkan. Berharap menggarap skripsi bisa seindah membayangkan…

  • Sastra dan seisinya

    Kurir

    Pada dasarnya manusia akan bekerja keras karna membutuhkannya dan memohon saat menginginkannya. Mulanya manusia di awal keinginannya, akan melakukan permohonan dengan sungguh-sungguh; sikap yang baik; perilaku yang ramah. Bagaimana jika keinginannya tak kunjung datang? Rugilah manusia karena  tidak peka dengan apa yang ada pada dirinya maupun disekitarnya. Mungkin hanya manusia yang tangguh yang mengerti bahwa permohonan tidak cukup dengan sekali, begitu juga dengan keinginan yang muncul berkali-kali. Sedangkan kita tidak pernah tau bahwa ada kurir yang mengantarkan surat-surat permohonan kita. Tergantung bagaimana permohonan tersebut, jika menyenangkan maka beruntunglah karena kurir akan mengantarkannya dengan senang hati. Kubilang, pasti lekas sampai. Percayalah kepada gelombang timbal balik Doakan terus-menerus Jangan dikira tidak ada…

  • Sastra dan seisinya

    Menuju Februari

    Ada banyak hal yang terjadi selama satu bulan ini. Semuanya melibatkan perasaan, khususnya di tempat baru. Anak-anak kecil dengan bahasa Inggrisnya, Bapak-bapak dengan petaninya, Ibu-ibu dengan ngajinya. Menerima, katamu, lebih sulit daripada diterima. Menerima adalah kata kerja dan saat kita mulai menerima maka kita memutuskan untuk mulai bekerja: melatih akal dan rasa untuk menerima setiap kejadian. Saat kita memutuskan untuk menerima, saat itu juga kita maju satu langkah menuju dewasa. Terimakasih untuk Januari, bulan ini sungguh-sungguh melibatkan perasaan. Dan ini, menyulitkan! Aku memilih bahagia karena sebentar lagi Februari 🙂 Purwakarta, 27 Januari 2015

  • Sastra dan seisinya

    Teruntuk Masa Depan

    Jikalau suatu saat nanti kamu bukan lagi seorang pelajar, maka jangan biarkan dirimu bermalas-malasan. Enggan membaca buku. Tidak memiliki rasa ingin tahu. Atau Ogah-ogahan untuk belajar. Jikalau suatu saat nanti kamu bukan lagi gadis ataupun lelaki lugu, maka jangan biarkan dirimu menjadi sosok dewasa yang angkuh. Terlena dengan kemegahan dunia. Terlibat dengan emosi yang berlebihan. Termakan dengan nafsu tak karuan. Jikalau suatu saat nanti ada sesorang yang benar-benar mencintaimu sebagai satu-satunya, maka lakukanlah dengan tulus. Hingga ketulusan tersebut menjadikan (kita) hidup bersama serta bahagia menuju jannahNya. Jikalau suatu saat nanti kamu memiliki keturunan, maka jagalah karena Tuhan telah menitipkannya. Kelak keturunan tersebut akan menjadi generasi yang cerdas, berakhlak, dan beramal…

  • Sastra dan seisinya

    Pesan dari Ayah

    “Selamat ulang tahun Zifa, ayah dan ibu selalu mendoakan sst yang terbaik tercurah bagi Zifa. Diberikan kesehatan, umur panjang, selalu diberikan kebahagian, diberikan kemudahan dalam segala urusan. Diberikan rasa kasih sayang sama keluarga, ayah ibu adik2 dan saudara2. Dijadikan insan yang memberikan banyak manfaat bagi kemanusiaan. Nantinya diberikan keturunan anak2 yang sholeh. Maafkan ayah bila selama ini belum bisa memberikan yang terbaik buat Zifa.” You’re my best daddy forever. Lelaki paling perhatian, selalu mendoakan Zifa setiap saat. Terimakasih sudah menjadi ayah zifa yang mendidik dan mengajarkan Zifa banyak hal. Love you so much. You’re lovely daughter: perempuan yang saat ini di umur 21 (aku kan slalu ada sekalipun di hari…

  • Sastra dan seisinya

    Sakit (:)

    Tentang sakit yang katanya disebabkan oleh ketidakseimbangan metabolisme dalam tubuh. Makanan tidak tercerna dengan baik, kondisi lingkungan yang tidak sehat, aktivitas keseharian yang tidak baik, sehingga akumulasi dari kesemuanya atau bahkan salah satunya saja dapat menyebabkan tubuh lemah dan akhirnya jatuh sakit. Sudah dua hari ini, saya bersama orang baru dan di lingkungan yang baru. Gaya hidup yang baru, cara komunikasi yang baru, aktivitas baru, dan atitude yang baru. Awalnya semua normal seperti biasanya. Berpakaian rapih, berbicara yang baik, saya pikir hampir semua halnya adalah baik. Itu yang saya lihat di hari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Ketika hari itu tiba, semua runyam. Ada semacam tekanan psikologis yang membuat diri saya syok hingga…

  • Sastra dan seisinya

    2015

    Terimakasih untuk: Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November dan Desember yang menjadikanku untuk belajar lebih memahami. Terimakasih untuk musim hujan dan kemarau yang sudah bolak-balik; basah-kering; dengan apa yang disebut dengan perasaan. Terimakasih untuk anggota tubuh yang selalu kuat menopang tanggung jawab; jantung yang mampu mengontrol degup kencang; hati yang tabah menerima kabar. Selanjutnya apa?  

  • Sastra dan seisinya

    Plan-to-go

    “Rencana adalah langkah pertama bentuk tanggung jawab”, katanya sih begitu. Saya termasuk orang yang suka bermain dengan perencanaan. Membuat rencana memang bagus dan baik, tapi yang saya pahami adalah ketika kita membuat rencana maka kita harus siap dengan ketidakberhasilan rencana tersebut. Entah rencana tersebut gagal karena tidak terlaksana atau rencana tersebut berjalan tidak sesuai ekspektasi. Egoisme akan menjadikan kita semakin berkutat dan terobsesi dengan keberhasilan sebuah rencana. Memakan waktu cukup lama bagi saya untuk memaknai bagaimana sebuah rencana tidak membuat kita sakit hati. “Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Alloh tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan.” (Hud: 115) [Ayat ini muncul di saat saya benar-benar berputus asa] Tidak ada yang salah dengan…

  • Sastra dan seisinya

    December “in ego”

    Sudah sekian lama akhirnya saya bisa menyapa teman-teman semua disini. hai halo apa kabar? senang rasanya bisa mengoceh kembali. Sebulan ini banyak hal yang memberikan saya pelajaran. guncangan emosional, ramu panas dalam, asam manis rasa, bahagia tak menentu, tangis pilu, bahkan hingga mimisan yang datang tak dijemput. Desember menjadi saksi bulan kelabilan saya sebagai manusia pada umumnya dan mahasiswa tingkat akhir pada khususnya. Saya memang perempuan yang bisa dibilang “belaga dewasa”, padahal jelas-jelas emosi masih mudah naik turun. Senang, sedih, marah, sensi, mungkin bisa mencari kambing yang dihitamkan agar emosi tidak memuncak. Saya pernah berpikir, apakah hal tersebut sangat lumrah pada manusia yang berumuran seperti saya? Cerita pertama: Pernah suatu…

  • Sastra dan seisinya

    Perempuan (:)

    Bagiku-di satu sisi, perempuan akan menjadi sosok yang menyebalkan. Tentang keegoisan karna katanya perempuan selalu ingin dimengerti lebih dulu sebelum ia mengerti orang lain. Bagaimana denganku? Sebutlah aku sebagai contoh. Jujur saja, aku sudah membuktikannya. Sifat selalu ingin diistimewakan dan tidak mau dibanding-bandingkan dengan yang lain adalah hal yang patut kita hargai saat menghadapi sosok perempuan. Kalau kamu bilang populasi perempuan itu terlalu melimpah lalu kamu sama ratakan antara kebanyakan perempuan yang datang padamu dengan perempuan yang kamu hampiri terlebih dulu, maka kubilang ini keterlaluan. Perempuan egois? Ya, mungkin julukan itu lebih tepat untuk aku yang saat ini sedang menjadi contoh. Sedangkan kata “lebih baik” – tidak akan ada habisnya.…

error: Content is protected !!