-
Perempuan dan Miss Bulan
Kalau saya bilang perempuan itu hebat, kamu pasti sudah tau dari dulu. Beberapa waktu yang lalu, saya mencoba melakukan pengamatan kondisi psikologis perempuan yang dikaitkan dengan siklus Miss Bulan. Ternyata selama 28 hari dari datangnya Miss Bulan sampai datang kembali, hanya sebentar perempuan mengalami kondisi psikologis yang benar-benar tenang dan menyenangkan. Selebihnya, penuh dengan ke-sensitifan. Kalaupun tidak terlihat, perempuan tersebut layak dikatakan hebat. Karena dia mampu menahan dan mengendalikan emosinya dengan baik dan diluapkan di tempat yang tepat. Seminggu sebelum Miss Bulan datang, perempuan akan mengalami masa dimana setiap pesan yang sampai di otaknya adalah negatif atau biasanya orang menyebut PMS. Walaupun kalimat informasi, berita, atau apapun itu, yang diterima…
-
Percakapan Sunyi
ada saat dimana kita berada dalam sunyi, menyelami alam pikiran, menggali jauh, memperhatikan orang sekitar, hingga akhirnya bercermin pada diri. aku ingat betul, ketika itu kita berada di keramaian. orang bercuap-cuap memamerkan keadaan. bunyi klontang-klanting dimana-mana. dan kamu menjadikan suasana itu menjadi sunyi dalam sekejap. “mungkin enak ya jika aku mengalami hijrah. bias merasakan bagaimana hati meminta kita untuk belajar tentang agama kita. berhijab yang baik, memahami dengan rinci setiap langkah-langkah kebaikan yang kita ambil.” begitu katamu dengan suara lirih. “maksudmu?”aku bertanya ragu. “ya gitu deh.”jawabmu ikut ragu. “aku juga begitu.”lanjutku. “aku juga instan kok. sekolah pakai jilbab. liat teman pakai rok, juga jadi pingin ikut pakai rok. dikasih pelajaran…
-
Tulis (n;v)
Menulis bukan sekadar tentang membeberkan perasaan merah jambunya, meluapkan emosi maupun menumpahkan kesedihan. tetapi lebih dari itu. menulis adalah salah satu bentuk gerakan. ia menggerakkan otaknya untuk bekerja, menggerakkan jari-jarinya agar tidak lemah, dan semacam menggerakkan seluruh jiwa raganya untuk menghadirkan ‘aura’. Lalu penulis pada dasarnya ahli hipnotis. Ia hipnotis pembacanya untuk ikut merasakan apa yang dirasakannya dan menyadarkan bahwa tulisan tercipta karena dilahirkan: entah dari peristiwa yang memang nyata adanya atau berharap agar menjadi nyata keberadaannya. Bagiku, penulis adalah seorang pemberani. Baiklah, kalau kamu tidak setuju tidak apa-apa, itu bukan urusanku. Solo, 12 Oktober 2015 23.36 wib
-
Sudahlah, abaikan saja!
Dunia ini memang fana. Ia jadikan manusia gerogoti waktu demi waktu. lari kesana-kesini, berjalan mondar-mondar, putar balikkan perasaan, bermain hati, sungguh banyak hingga tak tega menyebutkannya satu persatu. Lalu aku ini siapa? Manusia yang berhak mengeluh? berhak cemburu? Sudahlah, abaikan saja! Ketika sedih, aku bersinar bagaikan bintang pagi. Ketika patah hati, hakekatku justru tersingkap sendiri. Ketika aku diam dan tenang seperti bumi, tangisku bagaikan guntur yang menggigilkan surga di langit tertinggi. Hari ini, seperti hari lainnya, kita terjaga dengan perasaan hampa dan ketakutan. Namun, janganlah tergesa melarikan diri dari kenyataan pahit ini dengan pergi berdoa atau membaca kitab suci. Lepaskan semua tindakan mekanis yang berasal ketaksadaran diri. Biarkan keindahan Sang Kekasih…
-
Pada Mulanya
Pada mulanya kita adalah sosok yang tidak pernah mengenal. tidak ingin peduli, tidak juga ingin mengetahui. aku jauh disini begitu juga dengan kamu. kita tidak tau bagaimana cara untuk memulai. seakan-akan halaman buku yang bernama perasaan tersusun secara tidak beraturan, bercampur aduk, dan semrawut. ‘ah aku semakin sulit untuk mendefinisikan arti semrawut’ Pada mulanya aku adalah sosok yang paling suka mengabaikan hal-hal dari yang sepele hingga rumit sekalipun. aku akan menjadi perempuan jutek nomor satu jika dihadapkan dengan seseorang yang mulai mendekat: semacam ingin membuat buku bersama mungkin (?). dan aku selalu berhasil membuat mereka lelah. Pada mulanya kamu adalah sosok yang pandai sekali bercerita. semua yang ada pada dirimu selalu berhasil menghipnotis banyak…
-
Bintang Itu
Tidak peduli apa dan bagaimana bentuk bintang: segilima, segienam, segitujuh, atau lebih dariitu-tak beraturan; kamu tetap saja hadir bersama bintang. Sama seperti saat aku membaca surat bintang (an-najm), kamu ada disana. Azifatil azifah.
-
Kamu Pernah (?)
Kamu pernah merasakan ketika sejuta kata yang telah kamu kumpulkan, seketika terangkai menjadi kumpulan kalimat tak beraturan? Ketika gumpalan prasangka menyelinap disetiap tidurmu? Ketika cemburu, khawatir, dan rasa bersalah hadir lewat didepanmu dengan lagak angkuhnya? Pernah? Kamu pernah merasakan betapa keras usahamu untuk menyusun sejuta kata tersebut hingga tersusun menjadi kalimat-kalimat yang indah? mengusir gumpalan prasangkamu, kau sapu lalu kau buang jauh-jauh dari kamarmu? membungkus cemburumu, khawatirmu, dan rasa bersalahmu: diinjak-injak, diremas-remas, dan dibakar habis bahkan tidak ada abu yang tertinggal? Pernah? Bagaimana jika kesemuanya itu akan hadir lagi: menghantuimu hingga tidurmu menjadi mimpi burukmu? Lalu apa yang akan kamu lakukan? Manusia memang suka membuat ceritanya sendiri. Membesar-membesarkannya, mengeditnya, memberikan…
-
Rindu
Apa yang disebut sebagai rindu menjadi semakin tidak karuan. Diam-diam ia tanpa izin: menyelinap dalam lamunan, terbayang disetiap kegiatan hingga menjajah mimpi #lailqadr
-
Aku, Kamu, dan Senja
Pada suatu sore, aku dan kekasihku: kita biarkan senja menjadi saksi masa kita yang tidak lagi muda. “Yah, sepi sekali di rumah. sekarang kita hanya tinggal berdua. tidak terasa kita sudah 40 tahun menikah. kulitku tidak lagi mulus seperti dulu. mau makan krupuk saja sudah tidak kuat, jumlah gigiku bisa dihitung dengan jari. ayah masih ingat dulu kita sering menghabiskan waktu bersama dengan jalan kaki. berjalan tanpa mengenal arah dan tujuan. sekadar membiarkan kaki kita terus melangkah. ayah masih ingat? bahkan sekarang, untuk sekadar berjalan dari depan rumah hingga jalanraya saja, aku tidak kuat. kita sudah tidak lagi muda ayah.” Anak-anak kecil berlari kecil kembali ke rumahnya. burung-burung pipit pun…
-
Your Personal Healthcare
Pada suatu hari kamu datang dengan senyuman. kamu biarkan orang-orang disekitarmu menganggap bahwa kamu akan selalu bahagia apapun yang terjadi. Kamu tau mengapa aku berkata begitu? Aku. layaknya jin aladdin, hanya mampu memberi Aku. layaknya Go Go Tomago, hanya mampu berlari sejauh yang kuinginkan Aku. layaknya Ralph, hanya mampu merusak dan merusak Aku. layaknya Boo, monster dan menakutkan Aku. layaknya pinokio, segala kebohongan kubuat Aku. layaknya buzz, tidak berkaca pada realita Aku. layaknya donal duck, berbicara tanpa henti Aku. layaknya rapunzel, terpenjara dalam menara gelap Lalu…. ketika aku melihat dirimu, aku ubah semua presepsi yang kutulis. aku mulai rajut benang-benang kehidupan baru. ada suatu hal yang seakan-akan menjadi kekuatanku untuk mengatakan…
-
Sajak Layangan
siang ini berbeda dari biasanya. tanpa angin maupun suara, hampa. layang-layang tidak lagi menari di langit. lihat! hanya ada jeratan senar di celah-celah ranting pepohonan. sekarang aku mengerti bagaimana kerjanya. layang-layang terbang agar bisa merasakan kebebasan bersama angin. ia tinggi agar bisa melihat hamparan luas bumi. dan aku pun bawa layang-layang berlari kesana kemari agar ia tidak lupa bahwa apapun yang terjadi, aku akan selalu ada bersamanya. lalu kini…. ada yang datang. kusebut ia dengan tuan merah. mungkin saat ini tuan merah sedang tidak tinggal diam. ia ricuhkan angin. ia putuskan senar. ia buat agar yang benar terlihat salah dan yang salah terlihat benar. begitu seterusnya. aku hanya melihat dari kejauhan. perlahan kudekati, senar…
-
Biru
hari ini tidak terasa sudah genap 200 hari sejak pertama kali aku berkenalan denganmu. yang kutahu saat itu adalah pancaran aura menenangkanmu. kamu dan tatapan teduhmu membuat hari itu seketika berubah menjadi biru. “kamu suka warna biru ya?” tanyamu membuyarkan lamunanku. aku duduk di taman kampus. kurasa tempat ini sangat pas untukku terutama saat aku sedang ingin menyendiri: sibuk dengan tumpukkan tugas-tugasku. “Eh, kok tiba-tiba nanya begituan?” jawabku spontan. “habisnya, hampir semua bukumu yang aku pinjam, selalu saja ada hambar ini.” katanya sambil menunjuk sebuah gambar disudut halaman. bintang. “Oh itu. aku memang suka bintang. kata ibu, mungkin karna mengalir dari namaku. ada surat didalam al-quran yang berarti bintang, dan…