-
sendu
hari ini hujan. jatuhnya air dapat kurasakan. apa mungkin langit hari ini mendung seperti diriku yang saat ini sendu? kupikir semua rasa itu sama. kamu boleh saja mengelompokkannya. hanya ada dua. semua rasa itu senang atau sendu. aku pilih yang kedua. kamu pikir enak berada didalam rasa yang sama? apalagi semua rasa yang kuanggap tak berarti. sempat kuberpikir jahat. lebih baik aku merasakan hampa. aku jatuh didalam laluku. aku kacau dalam hariku. aku bodoh untuk esokku. sekali aku berpikir seperti itu, dan teguran pun datang,”istighfar untuk yang lalu, syukur untuk hari ini, doa untuk esok.” terimakasih untukmu yang membuat hari ini penuh rasa. walau sampai sekarang belum dapat kupahami kapan…
-
Gusar
boleh tidak jika aku berpura-pura untuk tidak tahu? atau kamu memang sengaja selalu menyebut namaku? berlari ke arahku? kau tanyakan semuanya kepadaku? aku yakin karena kamu kira aku akan melakukan apa saja untukmu. boleh aku mengeluh? aku tahu itu yang tidak boleh dilakukan. kata ibu, dulu ada perempuan di zaman nabi yang ketika di majelis pipinya tiba-tiba menghitam. ketika ditanya mengapa bisa terjadi seperti itu, inilah kelemahan kaum hawa. salah satu hal yang menyebabkan neraka dipehuni oleh kami. kaum hawa. senang sekali mengeluh. menyebutkan retorika-retorika yang melelahkan. lancar saja bicaranya. pantas saja kaum hawa tak pernah bosan untuk bicara. ternyata bukan berarti kotak suaranya yang besar seperti spongebob namun diam…
-
Perpaduan Rasa
kamu tahu bagaimana rasanya kismis ditabur keju? atau perpaduan jus strawberry dengan pisang? yah seharusnya rasa itu bisa kunikmati saat ini. seandainya aku tak pernah mengenal para mastodon itu, mungkin aku bisa melangkah dengan angkuh. tapi aku ingat kata ibu, jangan pernah berpikir untuk menyebutkan kata “seandainya” karena itu berarti kamu tidak bersyukur atas pemberian Alloh. atas apa yang sudah ditetapkan olehNya. ibu benar. sekarang aku paham kenapa harus mengenal atau mungkin lebih dari itu. para mastodon. aku memang jahat. angkuh. keras kepala. atau apapun itu. aku akui aku memang terlalu kekeuh dengan banyak hal. mungkin kamu lelah. atau mungkin kamu terlalu bosan mendengar alasan-alasanku. setidaknya aku mampu mengucapkan terimakasih…
-
Layang-Layang
katanya “ini bukan yang terbaik buat kamu, zif”. aku menghela napas. bagaimana pun juga aku ingin sekali tetap menjadi seorang anak kecil. memiliki idealis yang tinggi. semangat tinggi. dan semuanya serba tinggi. “kalau aku ingin itu ya itu, bukan ini”. menjadi anak kecil memang enak. berlaku sesukanya. tak perlu repot-repot memikirkan tanggung jawab. apalagi ketika berbicara masa depan. “kamu ingin jadi apa kalau sudah besar nanti dek?” dengan gampang kamu menjawab,”presiden!” wah aku masih ingat betul rasa-rasa itu. semuanya aku bilang bahwa aku pasti bisa. aku bilang aku mau. aku bilang yah semuanya pasti bisa kuraih. sama seperti layang-layang yang kuliat siang tadi. menari-nari dengan indahnya. bebas. seakan-akan tak ada…
-
Hijau
meski daun masih kering sampai saat ini, aku tetap berharap suatu saat nanti pigmen datang kembali hingga spektrum mampu memberi warna. kadang ceritaku tentangmu tak mampu kuraikan dengan rinci. karena mungkin aku terlalu bahagia. dan aku lupa bagaimana memulainya. mungkin kamu yang sekarang berbeda dengan yang dulu. atau itu hanya pemikiran jahatku saja? atau sebenarnya aku lah yang berubah? dan kamu tetap dalam posisi diammu. membiarkanku dalam praduga. jujur aku benci itu. kalaupun memang banyak kesalahan dalam diriku. atau aku yang selalu berangan-angan. berekspetasi besar. hingga kamu lelah dengan perilakuku. jangan tinggalkan aku. wahai dirimu, ingatkan aku. saat aku mulai memancingmu, kamu boleh bilang aku agresif. kata ibu, ada saatnya…
-
Sayembara
kudengar gemuruh suara. ramai. penuh dan sesak. aku berada di tengah-tengah semburat cahaya. menyisir ombak. menyelami lautan. menyusur jalanan sampai menerawang langit. sayembara cinta kini dimulai. saat semuanya jatuh dan aku tetap berdiri tegap. ada pesona cinta dan rasa. antara duga dan kira. aku akan bersikeras mencariMu. para hamba berkemah. berteduh didalam tenda. alam bergema. pohon bertema. tanah basah. dan daun jatuh merendah. ada yang mengadu, Ya Rabb! sekalipun ada yang datang. tak akan kubiarkan sajadah ini tergeletak begitu saja. aku bersujud menyebut namaku dan namaMu. wahai dirimu orang-orang langit yang datang dan pergi. kini aku tahu kapan harus bergetar dan kapan harus berteduh. cinta diatas semua kasta. untukmu Ya…
-
sebut saja
suatu hari aku berada di sebuah rerumputan. yang ada dibenakku adalah hijau. ya hijaunya rerumputan itu. ternyata aku salah. aku sadar bahwa tidak semua tumbuhan berdaun hijau. apalagi jika kukaitkan dengan seseorang yang selama ini aku anggap hampir sempurna. dan pada faktanya, semua itu tidak dilihat melalui covernya. kalau aku jadi kamu, akau tidak akan berperilaku seperti itu. bersenang-senang seakan tidak ada masalah. berpura-pura menyyukaiku padahal kamu membicarakanku dari belakang. entahlah, aku sendiri tidak berani menjulukimu dengan sebuah sebutan. kamu memang “server not found”. “jika berbicara tentang ke-pekaan, aku adalah orang pertama yang penasaran dengan seberapa besar ke-pekaan yang kumiliki. dusta jika kamu bilang bahwa aku tidak peka. ataupun kamu…
-
pos angin
aku mengarahkan mataku ke langit. melihat pendaran bintang. ada yang berkelip ada yang berkelit. ada yang sendu ada yang tersipu. sepertinya kamu benar-benar tidak menyadarinya. apa kamu hanya berpura-pura bahagia padahal kamu sedang memikirkan kapankah kelayakan itu? kadang kecemburuan menghampiriku. saat aku mendengar banyak cerita tentang kebahagiaan angin. saat terikat dengan orang yang dianggap ia masa depanmu. tapi aku? aku ikut senang mendengar ceritamu angin. aku disini kamu disana. katanya si seperti aku dilangit kamu dibumi. ada sekat diantara kita. dan aku semakin yakin untuk selalu menantimu. aku ingin sekali bercerita denganmu. sapa-sapa hangat, cerita diduniaku, teman-temanku. ahh banyak sekali. bagaimana denganmu? kamu sehat kan? sudah makan? angin, sampaikan salamku…
-
kesaksian angin
kurasakan angin yang sama. seperti saat itu. angin ketika ia untuk pertama kalinya menyapaku. aku bersyukur telah mengenalnya. walaupun sampai sekarang aku lupa bagaimana awal mula perjumpaan kita. mungkin selama ini percakapan yang kita lontarkan hanya sebuah formalitas saja. kuharap kita sama-sama tahu bahwa sebenarnya kita hanya tertawan didalam sebuah lingkaran. kuucapkan terimakasih pada lingkaran itu. kali ini aku benar-benar terjebak dalam ikatanmu. guguran daun itu masih kuingat. bagaimana angin membuatku jatuh pada obrolan kita saat itu. disebuah tempat yang ramai tapi seakan sunyi. kita menyelam dalam obrolan sunyi kita. bertanya pada hati masing-masing. aku merasakan kedamaian saat bersama drngannya. jatuh kedalam tatapan teduhnya. bahkan aku bergetar bak kilat menyambar…
-
metafora sebuah pertemuan
walau hanya sebentar setidaknya aku bisa melihatmu. kau jauh disana. tapi tetap saja daya tarikmu selalu mengikatku. yang jelas aku senang dapat melihatmu hari ini. mungkin ini ulah lampu-lampu gedung yang tak tahu malu. mereka membuatmu seakan-akan lenyap dari pandanganku. aku yakin kau tetap disana. hanya saja karena sesuatu yang membuat kita terpisahkan. membuatku harus lebih sabar. menahan hingga suatu hari, saat-saat itu akan tiba. aku melambaikan tangan kepadanya. yakin betul bahwa tangan ini telah diatur oleh saraf pusat. memerintahkan untuk salurkan sapa hangat kepadamu. untukmu yang disana, baik-baik saja kan? kupikir malam ini memang akan menjadi malam yang indah. karena sampai sekarang saja, bayangmu masih mengindahkan mataku. terimakasih… jupiter,…
-
aku padaMu
TUHAN, MABUKKANLAH AKU Tuhan, mabukkanlah aku Dengan anggur cinta-Mu Rantai kaki erat-erat Dengan belenggu perhambaan Kuraslah seluruh isi diriku Kecuali cinta-Mu Lalu cerai daku Hidupkan lagi diriku Laparku yang maha pada-Mu Telah membuatku Berlimpah karunia (Anshary, Terj. Abdul Hadi WM, Sastra Sufi: Sebuah Antologi:68) ketika cinta itu datang cinta yang begitu abstrak cinta yang hanya harum sesaat cinta yang antah berantah kepastiannya kadang kau lupa kau abaikan bisikan angin kau abaikan nyanyian daun kau abaikan derunya ombak ya kau lupa ada yang selalu mencintaimu Tuhanku, Alloh .. Jatinangor 18.28 (UT+7) tersadar dari buyaran lamunanku
-
untukmu yang membacanya
aku letakkan buku yang baru saja kubaca. aku kakak kelasnya. yasudah, tak ada yg mempermasalahkannya. toh cinta itu aku yang memilih. tak ada yg salah dengan yang namanya jatuh cinta. aku sering membaca tulisan-tulisan indah dengan rangkaiannya yang begitu cantik. menawan dan rupawan. aku bahkan hampir terlena dengan tulisan-tulisan itu. bahkan akal fikiranku mulai menulis kembali apa yang baru saja kubaca. walau sebenarnya aku tak paham dengan apa yang aku tulis. bagaimana bisa? entahlah. itu yang sering kualami. sial. karena dia aku jadi suka menulis. setiap kata-kata yang ada di otakku, aku tuangkan diatas kertas putih. walau lagi-lagi aku tak yakin apakah kertas itu selalu putih. penuh tanda tanya. ketika…