• Sastra dan seisinya

    Sebuah Tanda

    mengapa keberadaan menjadi sesuatu yang terus menerus dipertanyakan? mengapa diam menjadi sesuatu yang seringkali dielu-elukan? kita ini aneh. begitu katamu. jika tidak hadir, kita menantikannya. lalu jika hadir, kita biarkan begitu saja. kita ini terlalu yakin atau memang berusaha untuk mengagungkan keyakinan? ataukah kita sedang menunggu sebuah pertanda? tentang sebuah tanda. sudah hampit seminggu, penggalan ayat al-hasyr:2 terus hadir dalam pikiran maupun bayangan. mengambil pelajaran disetiap kejadian. mengamati dengan benar, mempertajam kepekaan, menganalisis setiap langkah. iya, ada yang namanya sebuah tanda, dia hadir dan tidak mudah untuk menyadarinya. contohnya saja saat kuliah. sudah dua kali-dua hari berturut-turut, kata astronomi muncul di sela-sela mata kuliah. tidak biasanya dosen biologi menyebut kata…

  • Sastra dan seisinya

    Pelangi

    kadang warna bisa saja menjadi bias tak menentu arahnya. kadang juga warna tak menjadi sebuah warna, hanya hitam dan putih yang tergambar. seharusnya kamu bersyukur bisa dengan bangganya menyebut hijau, biru, kuning, jingga, atau apalah yang seringkali kau sebut saat pelangi datang. mungkin aku hanya menjadi bayangan yang terlihat saat matahari hadir, saat cahaya menyinari, jika tidak ada, lalu aku ini (si)apa? barangkali dunia memang suka dengan pernyatan hukum timbal balik. jika aku begini padamu, maka ada kalanya aku akan mendapat perlakuan yang sama persis saat aku memperlakukanmu sedemekian rupa. apa mungkin beginilah cara kerjanya? dia tidak sekadar menyaksikan, tapi juga bekerja. iya, benar-benar bekerja dan kamu tidak menyadarinya. tidak…

  • Sastra dan seisinya

    (si)apa perempuan senja?

    dikala alam satu persatu menyapa datangnya senja maka akan ada teriak, lirih maupun diam yang menjadi saksi perempuan senja. barangkali kamu memang tidak pernah tahu apalagi peduli tentang (si)apa perempuan senja. semoga matahari tidak benar-benar pergi, berharap ia diam-diam melindungi sekalipun senja telah pergi. ada hikmah dari setiap kejadian. sedikit demi sedikit, ia akan hadir dengan buah kesadaran. sama seperti perempuan ini. ia hadir hanya saat senja. iya, senja adalah waktu yang tepat untuk kedatanganmu. kamu adalah perempuan senjaku. sebatas julukan yang tidak melulu aku agung-agungkan karena kehadiranmu yang begitu singkat. layaknya bidadari yang turun dari kayangan hanya untuk menumpang mandi, seperti bidadari Jaka Tarub. tapi dirimu lebih dari itu.…

  • Sastra dan seisinya

    Impian

    barangkali memang begini rasanya tidak diatur. terkadang semena-mena membuat kegiatan tiap waktunya tidak karuan. kini ada hasrat yang bisa kusebut dengan impian. sebab karenanya, sebuah impian mampu menjadikan diriku bukanlah diriku yang biasanya. ada sebuah perubahan yang amat drastis. semakin aku berazzam untuk meraih impian semakin aku berpikir untuk mencari cara agar mendapat ragam jalan mudah. karena impian, aku habiskan hari-hariku bersama buku. mencari informasi dari internet, berkenalan dengan banyak orang, dan lain sebagainya. tapi ternyata, sebab impian lah aku semakin tidak memahami cara kerja dalam meraih impian. suatu hari bunda bilang kepadaku,”Nak, sekalipun usahamu terbilang gila atau membuatmu tertatih-tatih tapi percayalah kamu akan melewatkan suatu hal.” “apa itu bunda?”…

  • Sastra dan seisinya

    Sebenar-benarnya Makmum

    ada sebuah obrolan antara aku dengan salah seorang temanku. seperti biasa, ini disebut dengan celotehan yang mengandai-andai tentang seorang lelaki. selayaknya lelaki, mungkin mereka ingin mendapatkan perempuan yang baik, pintar, solehah dimana kelak akan dijadikan sebagai ibu untuk anak-anaknya. sempat terfikir oleh kami, bagaimana dengan perempuan yang (mungkin) ilmu agamanya kurang, perilaku tidak seanggun perempuan solehah, ya walaupun setidaknya kami bermodal ‘baik’ menjadi seseorang yang melayani suami dan siap menjadi ibu untuk anak-anak kami kelak. katanya yang baik itu akan mendapatkan jodoh yang baik pula. tapi kalau pada kenyataannya kami menginginkan lelaki pendamping yang sholeh, ilmu agamanya baik, sedangkan kami belum mampu memantaskan, apa tidak apa-apa? Hingga akhirnya terpikir kembali,…

  • Sastra dan seisinya

    Matahariku

    kesana-kesini, mondar-mandir, dan wara wiri. ternyata diam-diam aku mengagumimu. fajar menyingsing dan matahari pun datang. ibu memang seperti matahari. setiap hari selalu berhasil menyinari seluruh isi bumi. belum ada perempuan lain yang kugami selain besarnya kekagumanku terhadap ibu. apalagi jika anaknya banyak, suka rewel, banyak tingkah, ketawa-ketiwi, dan tiap kali berkumpul melulu dibuatnya rumah yang seperti kapal dihempas ombak. waaaaahh! pagi-pagi harus bangun lebih pagi dari yang lainnya. shalat malam dan setelah usai, ibu harus usrek di dapur. lihat, ibu juga tidak pernah lelah membangunkan anak-anaknya yang sulit sekali dibangunkan untuk sholat malam. aduhai, bagaimana mungkin aku tidak betah di rumah? setidaknya setiap sholat malam, rumah ini menjadi hidup dan terang.…

  • Sastra dan seisinya

    Kaca-Kaca Mawar

    Pernah mendengar tentang kaum yang selalu dikenal dengan keahliannya dalam menjaga? itu kaumku. kaum per(empu)an. aku memang tidak memiliki kemampuan yang lembut dalam berkata layaknya perangai bidadari. tidak sehalus perilaku jiwa-jiwa langit yang bersembunyi dibalik awan. tak ada kata istimewa jika dengan mudahnya kita menunjukkan begitu saja. menghumbar-menghumbar, atau mengumunkan ke seluruh jagad raya. perempuan itu seperti kaca. memiliki kebeningan hati, tutur kata, dan perilaku. tapi selayaknya kaca jika pecah maka akan ada senjata yang berujung pada sebuah kehormatan. bagaimana dengan mawar? indah memesona bukan? diam diam kaumku ini adalah mawar. mekar dengan perlahannya. memberikan ketertarikan yang sempurna. mampu melumpuhkan siapa saja yang melihatnya. kali ini mawar akan menjadi primadona…

  • Sastra dan seisinya

    Dunia Dongeng

    -Putri Detak jarum jam perlahan merayap di dinding. setiapnya mampu menggetarkan seisi rumah. belum lama aku melangkahkan kaki untuk pergi. tentunya tidak untuk diam di tempat. akan tetapi berfikir dan maju kedepan untuk sebuah makna: arti kehidupan yang lebih dalam. selama ini banyak orang yang meragukan tetang cara kerja “keyakinan”. keyakinan bukanlah tetang penilaian. keyakinan bukanlah tentang sekelumat pertanyaan yang bersarang di sela-sela syaraf. keyakinan juga bukan tentang nafsu yang dielu-elukan. lalu seperti apakah keyakinan itu? ia datang dari sini, dari lubuk hati yang terdalam. aku memang gadis kecil yang belum tahu banyak tentang dunia,”dunia dongeng” begitu katanya. entah siapa penyihir yang akan meracuniku, siapa peri-peri yang akan menemani sebelum aku tidur,…

  • Sastra dan seisinya

    Rasa, Berbagi, dan Renungan

    Dear Allohku sayang, Apa yang disebut dengan beberapa hari ini ternyata banyak memberikanku macam pelajaran: perjalan (rasa, berbagi, dan renungan). perjalan rasa yang sedikit demi sedikit muncul kini harus disusun dengan baik dan dirapihkan dengan gejolak emosi yang baik pula. rasa tidak perlu dicari, ia akan hadir: menguatkan ingatan. inilah perjalanan rasa. tidak perlu diundang, dan akan hadir dengan sendirinya. tidak terduga. sedangkan perjalanan berbagi pada akhirnya akan memberikan kebahagiaan kepada banyak orang. untukku dan juga untuk kamu yang tahu makna dari berbagi. kebahagiaan ini akan terus hadir dan akan selalu ada dalam benak dan terlukis di bibir. mengapa harus bibir? karena tanpa disadari kita akan tersenyum atau mungkin “senyum-senyum” sendiri mengingat-ingat kejadian yang…

  • Sastra dan seisinya

    Ujian

    sudah dua hari ini, jantung terus berdegup kencang. ada rasa yang namanya deg-degan berkepanjangan. entah apa sebabnya yang jelas ini bukanlah hal yang biasanya saya alami. langit masih sama birunya, pepohonan juga masih sama hijaunya. begitu juga dengan malam. seakan-akan sudah lama saya tidak merasakan lelap yang tenang, tidur didatangi mimpi, dan dingin yang menjadi selimut di tiap malam. lalu apa yang berbeda? disekitar para manusia yang tertawa tentu aku ikut tertawa tapi di dalam hanya terasa suara degupan yang terus saja kencang. membuat hati ikut gagu dan pilu. pikiran ragu dan penuh tanya. apa mungkin? membiarkan hati diam dalam bisu. berpura-pura seakan tidak terjadi apa-apa. beginikah rasanya patah hati?…

  • Cerita di Sekitar Kita,  Sastra dan seisinya

    ( ´ ▽ ` )ノ (red: Assalaamu’alaikum Beijing)

    baru beberapa menit yang lalu, selesai sudah film ini ditonton. awalnya memang tidak ada rencana, tapi ya pada akhirnya skenarionya mampu membuatku menangis. apalagi baca novelnya, bisa-bisa berhari-hari kepikiran melulu. Jadi begini. Pertama, A-shi-ma itu ternyata bisa ya dijadiin sebagai kisah penguat. sejarah menjadi begitu romantis setelah diimajinasikan melebihi porsi. Ashima dimiripkan namanya menjadi Asma. hehe kalau saya boleh berandai-andai, ada tidak ya yang menyerupai Azifah? terus dimiripkan dengan kisah sejarah bergenre romantic. duhduh…. Kedua, banyak sekali bahasanya yang tidak terduga. seperti pada saat kata-kata “dia akan setangguh cinta ayah dan ibunya”. tuh bener kan! kemarin sempet ngotot-ngototan sama adek kalau orang sastra itu kece. jarang memang yang mengakuinya. kebanyakan…

error: Content is protected !!